Gas Air Mata: Kandungan, Efek Samping, dan Cara Penanganannya

Pengunjuk rasa menghindari tembakan gas air mata di Pejompongan
Sumber :
  • ANTARA

VIVA Tangerang – Gas air mata atau tear gas merupakan senjata kimia yang umum digunakan untuk membubarkan kerumunan atau mengendalikan kerusuhan. Meskipun disebut gas, sebenarnya ia berbentuk aerosol, yaitu partikel padat atau cair yang tersebar di udara.

Cara Nonton Film Kang Mak, Bukan di LK21, Rebahin dan IDLIX

 

Lantas, apa saja kandungan gas air mata, efeknya bagi kesehatan, dan bagaimana cara menanganinya bila terkena paparan? Berikut penjelasannya.

Cara Nonton Film Jakarta vs Everybody, Bukan di LK21, Rebahin dan IDLIX

 

Sejarah dan Penggunaan Gas Air Mata

 

Cara Nonton Film Pabrik Gula, Bukan di LK21, Rebahin dan IDLIX

Gas air mata, atau lakrimator, pertama kali diperkenalkan saat Perang Dunia I (1914-1918) antara Jerman dan Prancis. Seiring waktu, gas ini digunakan di berbagai negara dan dikategorikan sebagai senjata kimia. Gas air mata bekerja dengan mengiritasi selaput lendir di mata, hidung, mulut, dan paru-paru, sehingga menimbulkan rasa sakit, iritasi, hingga hilangnya penglihatan sementara.

 

Kandungan Gas Air Mata

 

Gas air mata mengandung berbagai senyawa kimia berbahaya, antara lain:

 

  • Chloroacetophenone (CN): Menyebabkan iritasi parah pada mata, kulit, dan saluran pernapasan.

  • Chlorobenzylidenemalononitrile (CS): Senyawa paling umum, lebih ringan dari CN namun tetap berbahaya.

  • Dibenzoxazepine (CR): Lebih kuat dari CS, menyebabkan efek lebih parah.

  • Oleoresin Capsicum (OC): Diekstrak dari cabai, menyebabkan sensasi terbakar hebat pada kulit dan saluran pernapasan.

 

Selain itu, terdapat senyawa lain seperti Chloropicrin (PS), Bromobenzylcyanide (CA), Diphenylaminechlorarsine (DM), Bromoacetone, dan Metilbenzil Bromida, yang semuanya dapat menimbulkan efek merugikan bagi tubuh. Zat aktif seperti CS dan CR memiliki daya iritasi hingga 10.000 kali lebih kuat dibanding rasa sakit biasa.

 

Efek Samping Gas Air Mata

 

Paparan gas air mata dapat menimbulkan berbagai dampak kesehatan, tergantung dosis, durasi paparan, dan kondisi tubuh:

 

  • Iritasi mata: Mata merah, perih, berair, kabur, bahkan kebutaan sementara.

  • Iritasi saluran napas: Batuk, dada sesak, tenggorokan panas, dan peningkatan produksi air liur. Efek lebih parah pada penderita asma atau penyakit pernapasan lainnya.

  • Iritasi kulit: Gatal, peradangan, dan sensasi terbakar.

  • Efek sistemik: Mual, muntah, hingga dalam kasus berat, kematian.

 

Efek ini muncul karena interaksi zat kimia dengan reseptor rasa sakit TRPA1 dan TRPV1, yang sama seperti sensasi pedas atau terbakar pada mustard, wasabi, cabai, dan panas ekstrem.

 

Cara Penanganan Paparan Gas Air Mata

 

Belum ada obat khusus untuk mengatasi paparan gas air mata. Namun, langkah-langkah berikut dapat membantu mengurangi dampaknya:

 

  1. Tutup hidung, mulut, dan mata untuk mengurangi jumlah gas yang terhirup.

  2. Bilas mata dan kulit dengan air mengalir minimal 10 menit. Air garam steril lebih dianjurkan untuk mata.

  3. Hindari menggosok mata, karena dapat memperburuk iritasi.

  4. Ganti pakaian yang terkontaminasi dan cuci terpisah.

  5. Mandi dengan sabun dan air mengalir untuk membersihkan sisa gas.

  6. Segera cari pertolongan medis bila gejala parah atau tidak membaik.

 

Dengan mengetahui kandungan, efek samping, dan cara penanganan gas air mata, masyarakat dapat mengambil langkah pencegahan yang tepat saat berada di situasi kerumunan atau demonstrasi.

Sumber: ANTARA