Keluarga Ungkap Perjuangan Acil Bimbo Melawan Komplikasi Sebelum Wafat
- ANTARA
VIVA Tangerang – Kabar duka menyelimuti dunia musik Indonesia. Raden Darmawan Dajat Hardjakusumah atau yang akrab dikenal dengan Acil Bimbo, meninggal dunia pada Senin malam (1/9) di Rumah Sakit Hasan Sadikin (RSHS) Bandung setelah berjuang melawan komplikasi kanker.
Putri sulung almarhum, Anne Kusumawardhani, menjelaskan bahwa sang ayah menjalani perawatan intensif selama satu tahun terakhir.
“Bapak menderita komplikasi kanker, sudah tiga kali dirawat dalam setahun ini. Beliau wafat di usia 82 tahun,” ungkap Anne di Bandung, Selasa (2/9).
Anne juga menyampaikan bahwa almarhum meninggalkan pesan berharga, terutama agar keluarga tetap menjaga ibadah dan kerukunan.
“Bapak selalu berpesan jangan tinggalkan shalat, ngaji, dan tetap rukun. Untuk masyarakat luas, beliau juga menitipkan agar menjaga persatuan dan jangan mudah terpecah,” tambahnya.
Jenazah almarhum rencananya akan dishalatkan di Masjid Al Mualimin, Jalan Agronomi, Bandung, pada Selasa pagi pukul 10.00 WIB, sebelum dimakamkan di TPU Cipageran, Cimahi pukul 11.00 WIB.
Acil Bimbo meninggalkan seorang istri, Ernawati, empat orang anak, serta beberapa cucu, termasuk publik figur Hasyakyla Utami dan Adhisty Zara, mantan anggota JKT48.
Lahir pada 20 Agustus 1943, Acil dikenal bukan hanya sebagai pentolan grup musik Bimbo, tetapi juga seorang budayawan dan aktivis lingkungan. Sejumlah karya Bimbo yang melegenda, antara lain Sajadah Panjang, Melati dari Jayagiri, Flamboyan, Ada Anak Bertanya Pada Bapaknya, Ummat Manusia Bergembira, hingga Rindu Rosul.
Selain bermusik, Acil juga aktif di dunia sosial dan pernah menjabat sebagai Ketua LSM Bandung Spirit sejak tahun 2000. Dedikasi dan kontribusinya akan selalu dikenang sebagai bagian penting dari perjalanan musik dan kebudayaan Indonesia.
