Sederet Selebriti Ajak Pendemo Tetap Kondusif, Tekankan Pentingnya Aksi Damai

Kolase unggahan IG Ananda Badudu, Vidi Aldiano, dan Bintang Emon
Sumber :
  • ANTARA

VIVA Tangerang – Musisi ternama Indonesia, Vidi Aldiano dan Ananda Badudu, bersama komika Bintang Emon, menyampaikan pesan penting kepada massa aksi yang turun ke jalan di Jakarta maupun kota besar lainnya. Mereka mengingatkan agar demonstrasi tetap berjalan kondusif tanpa merugikan masyarakat melalui tindakan anarkis seperti penjarahan.

Cara Nonton Film Santet Segoro Pitu, Bukan di LK21, Rebahin dan IDLIX

Pesan ini disampaikan lewat fitur Instagram Stories "Add Yours", di mana Vidi dan Ananda mengunggah template seruan agar rakyat Indonesia tidak saling merugikan.

“Tolong ingatkan semuanya, jangan menjarah. Banyak pemilik usaha sedang berjuang bertahan, di balik itu ada para pegawai yang menggantungkan hidup. Kalau dijarah, besok usahanya bisa tutup,” bunyi unggahan yang mereka bagikan.

Cara Nonton Film Agak Laen, Bukan di LK21, Rebahin dan IDLIX

Mereka juga menekankan bahwa penjarahan rumah maupun usaha di sekitar lokasi demo sama saja merugikan sesama masyarakat. Fokus utama seharusnya tetap pada tuntutan awal demonstrasi, bukan aksi destruktif.

Tak hanya Vidi dan Ananda, Bintang Emon turut menyuarakan pesan serupa lewat unggahan Instagram. Ia mengingatkan agar pendemo tidak teralihkan dari inti tuntutan aksi.

Cara Nonton Film Norma: Antara Mertua dan Menantu, Bukan di LK21, Rebahin dan IDLIX

“Kematian saudara Affan memang tragis, tapi ingat inti masalahnya ada di DPR, bukan di jalanan antar kita,” tulis Bintang Emon dalam stories.

Ia juga menegaskan agar massa aksi tidak terprovokasi isu SARA karena gerakan ini murni menuntut transparansi dan akuntabilitas lembaga legislatif, bukan konflik etnis maupun agama.

Ajakan “Add Yours” ini bertujuan agar masyarakat yang turun ke jalan tetap berpegang pada aspirasi utama, yaitu suara rakyat yang ingin didengar pejabat publik.

Seperti diketahui, gelombang demonstrasi bermula pada 25 Agustus 2025 di depan Gedung DPR/MPR RI, Jakarta. Ribuan orang menuntut pemangkasan tunjangan DPR, reformasi etika, serta penolakan terhadap RUU kontroversial. Situasi makin memanas setelah insiden tragis pada 28 Agustus 2025, ketika seorang pengemudi ojek online, Affan Kurniawan, meninggal dunia terlindas kendaraan taktis Brimob.

Insiden itu memicu gelombang protes lebih luas, termasuk aksi massa di sekitar Mako Brimob Kwitang yang berlangsung hingga 30 Agustus. Meski situasi kini mulai mereda, seruan dari para musisi dan tokoh publik diharapkan dapat menjaga demonstrasi tetap damai dan tidak merugikan rakyat kecil.