Masalah Sampah di Tangerang Selatan Masih Jadi Sorotan

Tumpukan sampah yang menggunung
Sumber :
  • tangerangkota.go.id

VIVA Tangerang – Persoalan sampah kembali menjadi sorotan publik. Ketua Fraksi Partai Solidaritas Indonesia (PSI) DPRD Kota Tangerang Selatan, Alex Prabu, mendesak Pemerintah Kota (Pemkot) Tangsel segera mengambil langkah nyata untuk mengatasi krisis sampah yang semakin mengkhawatirkan.

TPS Gondrong Petir Jadi Sorotan, Warga Tangerang Keluhkan Gunungan Sampah yang Tak Pernah Usai

Menurutnya, kondisi darurat ini tidak bisa lagi ditunda. Penumpukan sampah di sejumlah Tempat Penampungan Sementara (TPS) sering kali meluber ke jalanan, menimbulkan bau tak sedap, serta berpotensi menimbulkan penyakit.

Situasi darurat sampah ini tidak bisa ditunda lagi. Kita butuh langkah nyata, bukan hanya wacana. Salah satu solusinya adalah menjalin kerja sama antardaerah untuk pengelolaan dan pembuangan sampah,” tegas Alex, Rabu (17/9/2025).

TPA Cipeucang Kian Terbatas

X-MOC Indonesia Gelar Munas 2025 di Tangsel: Perkuat Solidaritas, Rancang Program Strategis, dan Rayakan Kebersamaan

Krisis sampah di Tangsel tidak lepas dari keterbatasan kapasitas Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Cipeucang. Lokasi yang sudah lama menjadi tumpuan pembuangan sampah warga kini menghadapi keterbatasan lahan, bahkan sempat mendapat peringatan dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK).

Alex menilai, ketergantungan penuh pada TPA Cipeucang harus segera diatasi. Salah satu opsi adalah menggandeng kabupaten/kota tetangga seperti Kabupaten Bogor untuk menjalin kerja sama lintas wilayah.

Bisnis dari Barang Gagal Produksi: Cara Mengubah ‘Sampah’ Jadi Cuan

Bila perlu, Tangsel bisa menggandeng daerah lain sambil mempercepat pembangunan infrastruktur pengelolaan sampah mandiri,” tambahnya.

Dorongan Kolaborasi dan Partisipasi Publik

Fraksi PSI juga mendorong agar Pemkot Tangsel membuka ruang partisipasi publik, melibatkan sektor swasta, serta menggandeng komunitas lingkungan dalam merumuskan kebijakan.

“Keterbukaan informasi dan kolaborasi lintas sektor adalah kunci. Kita tidak bisa mengandalkan Pemkot saja,” ujar Alex.

Selain itu, ia menyoroti perlunya mengoptimalkan kembali TPS3R (Tempat Pengolahan Sampah Reduce-Reuse-Recycle) dan bank sampah. Dengan pengelolaan dari hulu ke hilir, sampah rumah tangga dapat dikurangi secara signifikan sebelum masuk ke TPA.

Rencana Pembangunan Fasilitas Pemilahan Modern

Menanggapi desakan tersebut, Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Tangsel, Bani Khosyatulloh, mengungkapkan rencana pembangunan Material Recovery Facility (MRF) di kawasan TPA Cipeucang.

Fasilitas ini akan dibangun di atas lahan seluas 8.000 meter persegi sebagai solusi jangka menengah untuk mengurangi beban TPA.

MRF ini akan menjadi fasilitas pemilahan sampah modern yang mampu memisahkan sampah organik, anorganik, dan residu sebelum masuk ke TPA. Harapannya, jumlah sampah yang ditimbun bisa dikurangi secara signifikan,” jelas Bani.

Proyek pembangunan MRF ditargetkan mulai berjalan pada tahun 2025 dengan dukungan pemerintah pusat serta melibatkan sektor swasta. Selain mengurangi sampah yang ditimbun, fasilitas ini juga diharapkan membuka lapangan kerja baru bagi warga sekitar dan meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya pengelolaan sampah berkelanjutan.

Harapan untuk Solusi Berkelanjutan

Masalah sampah di Tangsel diprediksi akan memburuk jika tidak segera ditangani secara serius. Dengan adanya desakan dari DPRD dan rencana pembangunan MRF, masyarakat berharap langkah cepat, konkret, dan berkelanjutan benar-benar diwujudkan Pemkot Tangsel.