Kebiasaan Orang Tua yang Merusak Self-Esteem Anak Tanpa Disadari

Orang Tua dan Anak
Sumber :

Tangerang – Membangun self-esteem atau rasa percaya diri anak adalah tugas penting dalam pola asuh. Sayangnya, tak sedikit orang tua yang justru merusaknya secara tidak sadar lewat kebiasaan-kebiasaan kecil sehari-hari. Hal ini bisa berdampak jangka panjang pada perkembangan mental dan emosional anak.

Makan 2 Apel Sehari, Ini Manfaat Kesehatan Luar Biasa yang Tak Banyak Diketahui

Berikut ini adalah beberapa kebiasaan orang tua yang tanpa disadari dapat merusak self-esteem anak:

1. Terlalu Sering Mengkritik

Kritik yang membangun memang diperlukan, namun jika terlalu sering dan tanpa empati, anak bisa merasa dirinya selalu salah. Ucapan seperti "Kamu nggak pernah bisa benar!" atau "Kenapa sih kamu lambat banget?" terdengar sepele, tapi bisa tertanam dalam pikiran anak bahwa ia tidak cukup baik. Alih-alih membangun, kritik berlebihan justru menghancurkan kepercayaan dirinya.

2. Membandingkan dengan Anak Lain

Musisi Dunia Ramai-Ramai Hengkang dari Spotify, Ada Apa?

"Si A saja bisa, masa kamu nggak?"
Kalimat seperti ini terdengar akrab di telinga anak-anak Indonesia. Membandingkan anak dengan saudara, teman, atau bahkan anak tetangga, bisa membuat anak merasa tidak pernah cukup. Padahal setiap anak memiliki keunikan dan kecepatan belajar masing-masing. Kebiasaan ini hanya akan menanamkan rasa rendah diri pada anak.

3. Tidak Mendengarkan Anak

Sering kali orang tua terlalu sibuk atau menganggap curhatan anak sepele. Padahal, dengan tidak mendengarkan anak secara aktif, orang tua mengirim pesan bahwa pendapat anak tidak penting. Ini bisa menurunkan harga diri anak dan membuatnya enggan terbuka di kemudian hari.

4. Menuntut Terlalu Banyak

Orang Tua Perlu Dampingi Anak Bermain Roblox, Ini Alasannya

Tuntutan akademik, prestasi, atau tingkah laku yang terlalu tinggi bisa membuat anak merasa tidak pernah cukup baik. Anak jadi takut gagal dan merasa tidak layak dicintai jika tidak memenuhi standar orang tua. Self-esteem mereka pun jadi bergantung pada validasi eksternal.

5. Kurang Memberi Apresiasi

Orang tua sering lupa memberikan pujian untuk hal-hal kecil yang dilakukan anak, dan hanya fokus pada kesalahan. Padahal, apresiasi positif sekecil apa pun bisa menumbuhkan rasa percaya diri. Ketika anak merasa dihargai, ia akan lebih berani mencoba dan tidak takut gagal.


Membangun self-esteem anak bukanlah pekerjaan sehari atau dua hari. Orang tua harus sadar bahwa ucapan dan tindakan mereka berperan besar dalam pembentukan karakter anak. Hindari kebiasaan-kebiasaan di atas dan mulailah mengganti kritik dengan motivasi, perbandingan dengan dukungan, serta tuntutan dengan pengertian. Anak yang tumbuh dengan rasa percaya diri yang sehat akan lebih siap menghadapi dunia.