Belanja Hanya di Pasar Tradisional: Lifestyle Anti-Kapitalis?
- Freepik
Tangerang – Di tengah gempuran pusat perbelanjaan modern dan e-commerce yang serba cepat, ada sekelompok orang yang justru memilih jalur berbeda: belanja hanya di pasar tradisional. Pilihan ini bukan sekadar nostalgia atau soal harga murah, tapi juga bisa dimaknai sebagai bentuk perlawanan terhadap sistem kapitalis yang dianggap mengeksploitasi konsumen dan produsen kecil.
Lalu, benarkah belanja di pasar tradisional bisa disebut sebagai gaya hidup anti-kapitalis?
Mengapa Pasar Tradisional?
Pasar tradisional bukan sekadar tempat jual beli barang kebutuhan pokok. Ia adalah ruang interaksi sosial, ekonomi lokal, dan budaya masyarakat yang terus hidup di tengah perubahan zaman. Di pasar tradisional, konsumen berhadapan langsung dengan penjual. Tidak ada sistem rating, tidak ada chatbot, dan tak ada algoritma tersembunyi yang mendorong impuls belanja.
Dengan membeli di pasar tradisional, uang yang dikeluarkan langsung masuk ke kantong pedagang kecil—bukan ke korporasi raksasa. Ini adalah bentuk nyata ekonomi mikro yang berkelanjutan.