Anak Rebahan Terus? Ini Cara Bikin Mereka Produktif Tanpa Menjadi Toxic Parent

Ilustrasi anak rebahan
Sumber :
  • Freepik

VIVA Tangerang – Fenomena anak rebahan atau lebih dikenal dengan istilah “mager” sering membuat orang tua khawatir. Banyak orang tua merasa frustasi melihat anak lebih memilih tidur, bermain gadget, atau bersantai sepanjang hari dibanding melakukan aktivitas produktif. Namun, menekan anak secara berlebihan justru bisa menimbulkan efek negatif, bahkan dianggap sebagai pola asuh toxic parenting.

Kenapa Anak Takut Mencoba? Tips Membesarkan Generasi Berani Gagal

Sebelum menilai anak malas, penting memahami alasan mereka rebahan terus. Beberapa anak mungkin sedang mengalami kelelahan fisik atau mental, stres, atau kehilangan motivasi karena rutinitas yang monoton. Lingkungan digital yang penuh hiburan instan juga membuat anak lebih nyaman memilih bersantai dibanding melakukan aktivitas produktif.

Untuk membimbing anak menjadi lebih produktif tanpa menimbulkan tekanan berlebih, orang tua bisa menerapkan beberapa strategi berikut. Pertama, kenali minat anak. Anak cenderung lebih bersemangat jika melakukan aktivitas yang sesuai minat dan bakatnya. Misalnya, jika anak suka menggambar, sediakan waktu dan ruang untuk berkarya tanpa menghakimi. Dengan cara ini, produktivitas tidak terasa sebagai beban.

Ibu di Indonesia Jadi "Pejuang Kesehatan" Keluarga, Kesehatan Diri Sering Terabaikan

Kedua, buat jadwal fleksibel. Anak tetap membutuhkan waktu istirahat, jadi jangan memaksakan kegiatan yang ketat sepanjang hari. Buat jadwal dengan keseimbangan antara belajar, bermain, dan istirahat. Anak yang diberi kebebasan mengatur waktunya akan lebih termotivasi untuk menyelesaikan aktivitas dibanding yang dipaksa.

Ketiga, berikan tanggung jawab kecil. Tugas sederhana seperti merapikan kamar, membantu menyiapkan makanan, atau mengelola waktu belajar bisa menumbuhkan rasa disiplin dan tanggung jawab. Pujian untuk setiap usaha anak, bukan hanya hasil, akan membangun rasa percaya diri dan motivasi intrinsik.

Air Putih Lebih Ampuh Lawan Stroke Dibanding Kopi dan Jus, Benarkah?

Keempat, gunakan pendekatan positif, bukan kritik berlebihan. Mengomel atau membandingkan anak dengan orang lain hanya membuat mereka merasa tertekan. Sebaliknya, beri dorongan dan bimbingan dengan kata-kata yang menenangkan. Misalnya, “Yuk, kita coba atur waktu belajar dan bermain supaya lebih seru,” lebih efektif daripada mengatakan, “Kenapa kamu terus rebahan, tidak bisa produktif?”

Kelima, ciptakan lingkungan yang mendukung produktivitas. Ruang belajar yang nyaman, akses alat yang dibutuhkan, dan minim distraksi digital dapat membantu anak lebih fokus. Orang tua juga bisa menjadi contoh dengan menunjukkan produktivitas dalam kegiatan sehari-hari. Anak cenderung meniru perilaku orang tua yang konsisten.

Halaman Selanjutnya
img_title