China Kirim Bantuan Kemanusiaan ke Palestina
- VIVA
VIVA Tangerang – Pemerintah China telah mulai memberikan bantuan kemanusiaan darurat kepada masyarakat Palestina yang terdampak konflik di Jalur Gaza. Bantuan ini disalurkan untuk membantu mereka yang terpaksa mengungsi akibat serangan Israel. Dalam sebuah konferensi pers di Beijing pada Rabu 19 Februari 2025, Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China, Guo Jiakun, mengungkapkan bahwa China telah mengirimkan 60.000 paket makanan yang akan dibawa melalui Yordania ke Gaza.
Meskipun gencatan senjata antara Israel dan Hamas tercapai pada 15 Januari, situasi di Gaza tetap memerlukan perhatian internasional. Guo Jiakun menyebutkan bahwa pengiriman pertama telah berhasil dilaksanakan, dengan 12.000 paket makanan yang telah tiba. Sebagai negara besar yang bertanggung jawab, China berkomitmen untuk terus bekerja sama dengan negara-negara lain untuk meredakan krisis kemanusiaan dan mendukung terciptanya perdamaian serta stabilitas di Timur Tengah.
Dilansir Antara, Jumat 21 Februari 2025, Guo juga mengutip pidato Menteri Luar Negeri China, Wang Yi, yang menyampaikan bahwa konflik Gaza harus tetap menjadi fokus utama perhatian dunia. China menekankan bahwa langkah mendesak yang harus diambil adalah mendorong pihak-pihak yang terlibat untuk melaksanakan perjanjian gencatan senjata secara berkelanjutan dan efektif. Selain itu, China juga menyerukan kemajuan dalam negosiasi untuk menciptakan solusi damai yang konstruktif.
Reruntuhan bangunan di Jabalia, Jalur Gaza utara, Palestina.
- Arab News
China lebih lanjut menekankan pentingnya memastikan bahwa dalam pemerintahan pascakonflik di Gaza, prinsip "masyarakat Palestina memerintah Palestina" dijalankan, sehingga rakyat Palestina bisa membangun kembali rumah mereka di tanah mereka sendiri. Dalam jangka panjang, China percaya bahwa solusi terbaik bagi masalah Palestina adalah melalui penerapan solusi dua negara, yang memungkinkan koeksistensi damai antara Palestina dan Israel.
Gencatan senjata yang dicapai pada Januari lalu terbagi dalam tiga fase. Fase pertama melibatkan penarikan pasukan Israel dari seluruh wilayah berpenduduk di Gaza dan pembebasan sejumlah sandera yang ditahan oleh Hamas, termasuk wanita, lansia, dan mereka yang terluka. Fase kedua mencakup pertukaran tahanan lebih lanjut dan penarikan pasukan Israel sepenuhnya dari Gaza. Fase ketiga akan melibatkan pemulangan jenazah sandera yang meninggal di Gaza dan dimulainya program rekonstruksi besar-besaran di wilayah tersebut.
Warga Palestina di Gaza.
- VIVA
Sejak dimulainya agresi Israel pada 7 Oktober 2023, lebih dari 46.700 warga Palestina tewas, dan lebih dari 110.000 lainnya luka-luka, mayoritas adalah perempuan dan anak-anak. Selain itu, lebih dari 11.000 orang masih hilang dan diyakini terkubur di bawah reruntuhan akibat pengeboman besar-besaran. Krisis kemanusiaan ini telah menjadi salah satu bencana terburuk dalam sejarah modern.
Mahkamah Pidana Internasional (ICC) telah mengeluarkan surat perintah penangkapan terhadap pemimpin otoritas Israel, Benjamin Netanyahu, dan mantan kepala pertahanannya, Yoav Gallant, terkait dugaan kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan di Gaza. Selain itu, Israel juga menghadapi tuduhan genosida di Mahkamah Internasional (ICJ) atas tindakan yang dilakukan selama perang di wilayah tersebut.
Upaya bantuan China menjadi bagian dari komitmen lebih luas untuk meredakan penderitaan yang dialami oleh rakyat Palestina dan mendukung upaya perdamaian yang berkelanjutan di Timur Tengah.
Gaza Palestina.
- VIVA