China Mediasi Thailand dan Kamboja di Shanghai
- ANTARA
Gencatan Senjata dan Ancaman Pelanggaran
Perdana Menteri Malaysia, Anwar Ibrahim, sebelumnya mengumumkan bahwa Thailand dan Kamboja telah menyepakati gencatan senjata mulai 28 Juli 2025 pukul 00.00 waktu setempat. Kesepakatan ini tercapai setelah pertemuan antara Penjabat PM Thailand Phumtham Wechayachai dan PM Kamboja Hun Manet di kediaman resmi Anwar di Putrajaya.
Meski demikian, ketegangan belum sepenuhnya mereda. Pihak Thailand menuding Kamboja melanggar gencatan senjata di wilayah Phu Makua dan Sam Taet, klaim yang langsung dibantah oleh Kementerian Pertahanan Kamboja.
Sejauh ini, konflik bersenjata telah menewaskan 22 orang dari pihak Thailand dan melukai 140 lainnya. Sementara itu, Kamboja mengonfirmasi 13 korban jiwa, termasuk lima anggota militer. Puluhan ribu warga dari kedua negara masih mengungsi dan menunggu izin untuk kembali ke rumah masing-masing.
Upaya Berkelanjutan Menuju Stabilitas Kawasan
China menegaskan komitmennya untuk terus menjalin komunikasi erat dengan Thailand, Kamboja, dan Malaysia dalam mendukung perdamaian jangka panjang. Fokus utama saat ini adalah menegakkan gencatan senjata serta menciptakan kondisi yang kondusif bagi dialog damai berkelanjutan.
“China akan terus memainkan peran konstruktif dalam menjaga stabilitas dan mendorong solusi damai yang bisa diterima semua pihak,” pungkas Guo.