Jumlah Jurnalis Tewas di Gaza Tembus 240, Perang Israel Jadi Konflik Paling Mematikan bagi Media

Sejumlah wartawan memprotes serangan tentara Israel terhadap jurnalis
Sumber :
  • ANTARA

Tangerang – Jumlah jurnalis yang terbunuh akibat agresi Israel di Jalur Gaza sejak Oktober 2023 terus bertambah dan kini mencapai 240 orang, menurut laporan otoritas Palestina pada Sabtu (23/8).

Demonstrasi Pro-Palestina Kembali Digelar di Chicago, Massa Desak AS Hentikan Dukungan Militer ke Israel

Korban terbaru adalah Khaled Mohammed Al-Madhoun, juru kamera dari Palestine TV. Sebelumnya, pada 11 Agustus, Al Jazeera mengonfirmasi kehilangan empat stafnya, termasuk reporter senior Anas Al-Sharif, setelah tentara Israel menyerang tenda jurnalis di dekat sebuah rumah sakit di Kota Gaza.

Militer Israel (IDF) membenarkan serangan tersebut dengan alasan bahwa Al-Sharif diduga memiliki keterkaitan dengan kelompok perlawanan Palestina, Hamas. Namun, Al Jazeera kemudian memperbarui laporannya dan menyebut total lima stafnya menjadi korban.

Operator Pos Eropa Hentikan Pengiriman ke AS Akibat Pencabutan Aturan Bebas Bea

Menurut Tahsin al-Astal, wakil ketua Serikat Jurnalis Palestina, jumlah korban di kalangan wartawan terus meningkat hingga mencapai enam orang hanya dalam satu insiden.

Dengan total 240 jurnalis tewas, konflik di Gaza kini tercatat sebagai perang paling mematikan bagi pekerja media sepanjang sejarah modern, melampaui angka korban dalam Perang Dunia I dan II (68 orang), Perang Vietnam (63 orang), hingga Perang Afghanistan (127 orang).

Eks Pejabat AS Ungkap Israel Ingin Perang di Gaza Berlangsung Puluhan Tahun

Aliansi Rakyat Indonesia Bela Palestina (ARI-BP) mengecam keras tindakan Israel yang dianggap sebagai upaya membungkam kebenaran. Ketua Komite Pelaksana ARI-BP, Zaitun Rasmin, menegaskan bahwa pembunuhan jurnalis adalah kejahatan yang bukan hanya menghilangkan nyawa manusia, tetapi juga menghancurkan suara kebenaran.

“Israel tidak hanya membunuh manusia, tetapi juga berusaha membunuh kebenaran. Mereka tidak ingin ada suara lain selain narasi mereka sendiri,” ujarnya dalam sebuah diskusi di Jakarta (14/8).

Halaman Selanjutnya
img_title