Kementerian Agama Kirim 1.000 Dai ke Wilayah 3T dan Luar Negeri untuk Menyemarakkan Dakwah Ramadan 1446 H

Ilustrasi Khutbah Jumat.
Sumber :
  • VIVA

Ilustrasi Doa

Photo :
  • VIVA
Zakat Fitrah: Pentingnya Berbagi di Hari Raya Lebaran

Pentingnya Evaluasi dan Kedekatan Emosional dalam Dakwah

Abu Rokhmad juga mengingatkan bahwa setiap dai yang diberangkatkan harus melakukan dokumentasi dan evaluasi terkait kegiatan dakwah yang mereka lakukan. Mereka diharapkan untuk memanfaatkan media sosial untuk memperluas jangkauan dakwah dan membuat laporan berbasis data untuk mengukur dampak perubahan yang terjadi di masyarakat. Selain itu, ia menekankan pentingnya hubungan emosional yang terjalin antara dai dan masyarakat yang mereka bina, agar dakwah yang disampaikan dapat lebih efektif.

Pembatasan Ketat Akses Warga Palestina ke Masjid Al-Aqsa Berlanjut

“Negara membutuhkan tangan-tangan kreatif dan niat baik dari para dai. Mari kita bekerja sama untuk mengajak masyarakat bekerja keras sesuai dengan bidangnya. Bangun kedekatan emosional agar dakwah menjadi lebih bermakna,” tutur Abu.

Peran Indonesia dalam Layanan Keagamaan di Dunia Internasional

Gempa Guncang Thailand dan Myanmar, KBRI Bangkok Buka Layanan Darurat untuk WNI

Direktur Penerangan Agama Islam, Ahmad Zayadi, menambahkan bahwa permintaan layanan keagamaan yang semakin meningkat dari diaspora Indonesia menjadi peluang besar bagi Indonesia untuk semakin dikenal sebagai pusat kajian dan praktik keislaman di dunia. Menurutnya, permintaan untuk imam dan khatib Indonesia juga datang dari negara-negara besar seperti Kuwait dan Uni Emirat Arab. “Layanan keagamaan yang kita berikan dapat dilihat dari keberadaan Universitas Islam Internasional Indonesia (UIII), yang saat ini memiliki 70 persen mahasiswa asing dan 30 persen mahasiswa lokal,” ungkap Zayadi.

Zayadi juga mengingatkan bahwa para dai yang dikirim ke luar negeri perlu memahami audiens mereka secara psikologis dan spiritual. Dakwah tidak hanya tentang menyampaikan ajaran agama, tetapi juga tentang menganalisis faktor sosial dan budaya yang ada di masyarakat. “Dakwah harus lebih dari sekedar transfer ilmu, tetapi juga harus memahami konteks sosial budaya agar bisa diterima dengan baik oleh masyarakat setempat,” tambahnya.

Halaman Selanjutnya
img_title