Polri Tangkap 13.438 Preman di Kawasan Industri Lewat Operasi Pekat 2025

Ilustrasi tahanan diborgol.
Sumber :
  • VIVA

VIVA Tangerang – Kepolisian Republik Indonesia (Polri) mengumumkan keberhasilan dalam menangkap 13.438 pelaku premanisme di berbagai kawasan industri di Indonesia sepanjang tahun 2025. Penangkapan ini merupakan bagian dari Operasi Pekat (Penyakit Masyarakat) 2025 yang dilakukan secara nasional untuk menciptakan suasana kondusif bagi pelaku usaha dan investor.

316 Bangunan Rusak Akibat Gempa 6,5 M di Sumenep, Kecamatan Gayam Paling Parah

Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo menyampaikan langsung hasil operasi tersebut saat memberikan sambutan pada Hari Ulang Tahun ke-79 Bhayangkara di Monas, Jakarta Pusat, Selasa 1 Juli 2025.

"Polri telah melaksanakan Operasi Pekat 2025 di seluruh Indonesia, khususnya pada wilayah industri, sehingga berhasil mengamankan 13.438 pelaku premanisme yang kerap meresahkan dunia usaha," ujar Kapolri.

Premanisme Hambat Roda Ekonomi

Kiai NU Jakarta Sebut Kasus Kuota Haji Tak Ada Kerugian Negara: Keadilan Hukum Harus Dijunjung Tinggi

Kapolri menegaskan bahwa keberadaan preman di kawasan industri bukan hanya menciptakan keresahan sosial, tetapi juga menghambat laju pertumbuhan ekonomi di daerah. Aksi-aksi pemalakan, intimidasi, dan pungli yang dilakukan para preman telah membuat para pelaku usaha merasa tidak aman.

Oleh karena itu, operasi ini menjadi bentuk nyata dari komitmen Polri dalam menciptakan iklim investasi dan usaha yang sehat.

Cak Imin Angkat 4 Korban Selamat Ponpes Al Khoziny sebagai Anak Angkat

"Kondusivitas industri sangat penting untuk pertumbuhan ekonomi nasional. Polri tidak akan membiarkan ada yang mengganggu stabilitas itu," tegasnya.

Tidak Semua Dijadikan Tersangka

Dari total 13.438 pelaku yang diamankan, 3.382 orang ditetapkan sebagai tersangka, sementara sisanya dibina oleh pihak Dinas Sosial Pemda setempat. Pembinaan ini dilakukan untuk memberikan pendekatan sosial dan menghindari kriminalisasi terhadap masyarakat yang hanya terlibat karena faktor ekonomi.

Langkah ini menunjukkan bahwa Polri juga mengedepankan pendekatan humanis, tidak hanya represif, dalam menangani penyakit masyarakat.

Masyarakat Puas dengan Operasi Premanisme

Hasil survei Indikator Politik Indonesia menunjukkan bahwa 67 persen masyarakat menyatakan puas dengan operasi penangkapan preman oleh Polri. Hal ini mencerminkan bahwa tindakan tersebut dinilai efektif dalam meredakan keresahan publik, khususnya di kawasan padat aktivitas ekonomi.

"Berdasarkan survei indikator, 67 persen masyarakat puas terhadap operasi ini," ungkap Jenderal Listyo.

Operasi Akan Berlanjut

Meski telah meraih hasil signifikan, Kapolri memastikan bahwa penindakan terhadap premanisme tidak akan berhenti. Polri akan terus menggelar operasi serupa secara berkala, khususnya di titik-titik rawan gangguan ketertiban umum.

Selain itu, Polri juga membuka akses pengaduan masyarakat untuk melaporkan segala bentuk aksi premanisme di lingkungan sekitar.

"Kami terbuka untuk semua laporan masyarakat. Silakan laporkan jika ada intimidasi, pungli, atau tindakan preman lainnya," tambahnya. (Antara)