Docang Cirebon, Kuliner Legendaris Favorit Wali Songo
- Annisa Indri Lestari
Tangerang – Dalam daftar kuliner khas Cirebon, docang memang tidak sepopuler nasi jamblang, empal gentong dan tahu gejrot. Namun kuliner legendaris ini masih menjadi menu sarapan favorit warga setempat lantaran memiliki unsur historis yang kuat.
Merangkum berbagai sumber, docang adalah makanan yang digunakan salah satu pangeran untuk meracuni para Wali Songo. Diketahui pangeran tersebut tidak senang dengan aktivitas para Wali yang menyiarkan ajaran Islam. Nasib naas yang diharapkan sang pangeran menimpa para wali tidak terjadi dan justru para Wali menyukai docang pemberiannya.
Dinamakan docang karena sajian lontong yang diberi kuah ini terbuat dari dua bahan utama yakni “do” dari bodo yang artinya baceman dage atau oncom, dan “cang” dari kacang hijau yang sudah berubah menjadi tauge.
Potongan lontong disajikan dengan parutan kelapa, daun singkong, daun kucai, tauge dan kerupuk kemudian disiram kuah oncom. Uniknya lagi, docang juga disajikan bersama kerupuk putih yang dihancurkan. Berbeda dengan kerupuk putih yang acap dijual di warung kelontong, kerupuk putih pada docang menawarkan rasa yang berbeda di setiap gigitannya.
Beberapa sayur-sayuran yang terdapat pada docang antara lain daun singkong, duan pepaya dan tauge yang sebelumnya sudah direbus.
Cita rasa kuah docang yang terbuat dari rempah-rempah dengan taburan tauge yang telah dihancurkan serta parutan kelapa. Membuat rasa kuah docang menjadi gurih manis apalagi jika dimakan dengan kerupuk membuat docang memiliki cita rasa yang khas.
Di Cirebon sendiri, docang umumnya dijadikan sebagai menu sarapan pagi. Meski begitu, tidak jarang juga dapat ditemukan para penjual docang yang biasa berjualan siang hingga malam hari.