Viral! Sampah Menumpuk di Jalanan Ciledug, Tanda Minim Kesadaran Lingkungan?

Tangerang – Masalah sampah seolah tak kunjung usai, dan kejadian terbaru di Ciledug, Kota Tangerang, kembali menyoroti pentingnya tata kelola sampah yang efektif. Video yang viral beberapa hari terakhir menunjukkan tumpukan sampah rumah tangga memenuhi sisi jalan di kawasan Raden Patah. Sampah-sampah itu ditata membentuk barisan panjang, nyaris seperti pembatas jalan, dan memicu perbincangan hangat di media sosial.

Menurut sejumlah warga, aksi ini muncul sebagai bentuk protes atas layanan pengangkutan sampah yang dianggap tidak berjalan dengan semestinya. Warga mengaku rutin membayar iuran kebersihan, namun sampah sering kali dibiarkan menumpuk karena tidak diangkut secara teratur. Bahkan, tempat pembuangan sementara yang tersedia dinilai sudah tak mampu menampung volume sampah harian.

Fenomena ini mencerminkan dua sisi persoalan: buruknya sistem layanan publik dan rendahnya kesadaran warga terhadap pentingnya menjaga kebersihan lingkungan. Di satu sisi, pemerintah dianggap lalai dalam menjalankan tanggung jawabnya. Di sisi lain, warga yang kecewa justru memilih menaruh sampah sembarangan di jalan umum, yang seharusnya menjadi ruang bersama.

Meskipun wajar bila masyarakat merasa frustrasi, membuang sampah di jalan tetap bukan solusi. Tindakan ini justru memperparah kondisi lingkungan dan menciptakan risiko kesehatan serta gangguan visual bagi pengguna jalan lain. Ini menjadi bukti bahwa kesadaran akan pentingnya menjaga fasilitas umum masih perlu ditingkatkan.

Ironisnya, peristiwa seperti ini baru mendapat perhatian luas setelah tersebar di media sosial. Seolah-olah, sebuah masalah baru dianggap serius jika sudah viral dan menimbulkan kegaduhan publik. Padahal, isu seperti ini seharusnya bisa ditangani lebih dini melalui komunikasi antara warga dan pihak berwenang.

Kasus di Ciledug menunjukkan bahwa kolaborasi antara warga dan pemerintah sangat penting dalam mengatasi persoalan sampah. Perlu ada sistem yang lebih responsif dan transparan dari pemerintah, tetapi juga kesadaran kolektif dari masyarakat untuk tidak menggunakan ruang publik sebagai tempat pelampiasan.

Lebih dari sekadar tumpukan sampah, peristiwa ini adalah refleksi dari budaya menunda dan saling tunggu dalam menyelesaikan masalah. Kita terlalu sering menunggu keadaan memburuk sebelum bertindak. Kejadian ini harus menjadi peringatan agar semua pihak, baik pemerintah maupun masyarakat, mulai bersikap lebih aktif dan bertanggung jawab dalam menjaga kebersihan lingkungan.