Membantu Anak Mengatasi Rasa Takut dan Cemas

Membangun Rasa Percaya Diri Anak Sejak Dini
Sumber :

Tangerang – Rasa takut dan cemas adalah hal wajar dialami anak-anak. Mereka bisa merasa takut pada hal sederhana seperti gelap, suara petir, atau situasi baru seperti pindah sekolah. Namun, jika tidak ditangani dengan bijak, rasa takut dapat berkembang menjadi kecemasan yang mengganggu keseharian anak.

Bagaimana Menghadapi Anak yang Suka Berbohong?

Orang tua berperan penting membantu anak memahami dan menghadapi ketakutan mereka. Berikut beberapa langkah yang bisa dilakukan agar anak merasa lebih aman dan berani.

1. Dengarkan dan Validasi Perasaan Anak

Langkah pertama adalah mendengarkan tanpa menyepelekan. Banyak orang tua merespons dengan, “Ah, itu kan cuma petir, nggak usah takut!” Padahal, bagi anak, ketakutan itu nyata. Validasi perasaan mereka dengan mengatakan, “Iya, suara petir memang keras, ya. Wajar kalau kamu kaget.”

Ajarkan Anak Literasi Keuangan Sejak Dini: Mulai dari Uang Jajan

Saat anak merasa dimengerti, mereka akan lebih terbuka membicarakan hal yang membuatnya cemas.

2. Bantu Anak Mengenali Sumber Ketakutan

Ajak anak mengungkapkan apa yang membuat mereka takut. Tanyakan dengan pelan, “Menurutmu, apa yang menakutkan dari suara petir?” atau “Apa yang kamu bayangkan ketika tidur sendiri di kamar?” Dengan mengenali sumber ketakutan, orang tua dapat membantu anak memahami bahwa banyak hal tidak seburuk bayangan mereka.

3. Berikan Penjelasan yang Sesuai Usia

Mengenal Tiny Living: Hidup di Rumah Mini, Ruang Kecil Banyak Cerita

Anak-anak sering merasa takut karena tidak memahami situasi. Misalnya, anak takut petir karena mengira akan disambar. Berikan penjelasan sederhana, “Petir itu cuma bunyi karena awan saling bergesekan. Di rumah, kita aman karena ada atap.”

Bahasa yang mudah dimengerti membantu mengurangi rasa cemas.

4. Ajarkan Teknik Relaksasi Sederhana

Saat anak terlihat gelisah, ajarkan cara menenangkan diri. Contohnya, menarik napas dalam-dalam lalu menghembuskannya perlahan. Orang tua juga bisa mengajarkan afirmasi positif, seperti berkata pada diri sendiri, “Aku aman, tidak apa-apa.”

Teknik relaksasi ini bisa diterapkan kapan pun anak merasa ketakutan.

5. Jangan Paksa Anak Menghadapi Ketakutannya Sekaligus

Sebagian orang tua mengira anak akan “terbiasa” kalau dipaksa menghadapi hal yang ditakutkan. Padahal, hal ini justru bisa menambah trauma. Sebaiknya, lakukan secara bertahap. Misalnya, kalau anak takut gelap, mulai dengan lampu tidur redup sebelum benar-benar mematikan lampu.

Pujilah setiap keberanian kecil yang anak tunjukkan.

6. Jadi Contoh yang Tenang

Anak belajar dari cara orang tua menghadapi situasi menegangkan. Jika orang tua panik, anak akan makin cemas. Sebaliknya, bersikap tenang, sabar, dan meyakinkan akan membuat anak merasa lebih aman.

7. Ketahui Kapan Harus Mencari Bantuan Profesional

Rasa takut umumnya akan berkurang seiring bertambahnya usia. Namun, jika kecemasan sudah mengganggu tidur, belajar, atau pergaulan anak, ada baiknya konsultasi dengan psikolog anak. Bantuan profesional dapat membantu menemukan penyebab mendalam dan strategi penanganan yang tepat.

Membantu anak mengatasi rasa takut dan cemas memang butuh kesabaran. Dengan mendengarkan, memvalidasi, dan mendampingi secara perlahan, anak akan belajar bahwa rasa takut bukan sesuatu yang harus dihindari, melainkan bisa dihadapi bersama.