Kekerasan Meningkat, Palestina Desak Dunia Hentikan Teror Pemukim Ilegal Israel di Tepi Barat
- Antaranews
Tangerang – Kementerian Luar Negeri Palestina pada Sabtu (12/7) kembali menyerukan intervensi tegas dari komunitas internasional untuk menghentikan aksi teror brutal yang dilakukan pemukim ilegal Israel di wilayah pendudukan Tepi Barat.
Permintaan ini muncul setelah insiden tragis pada Jumat malam (11/7) di kota Sinjil, sebelah utara Ramallah, yang menewaskan dua pemuda Palestina. Salah satu korban, Saif al-Din Kamel Abdul Karim Muslat (23), yang juga memiliki kewarganegaraan ganda Palestina-Amerika, dilaporkan tewas akibat dipukuli hingga meninggal oleh kelompok pemukim ilegal. Korban kedua, Mohammed al-Shalabi (23), dinyatakan meninggal setelah peluru menembus dadanya. Kementerian Kesehatan Palestina telah mengonfirmasi kebenaran peristiwa ini.
Dalam pernyataannya, Kementerian Luar Negeri Palestina mendesak dunia internasional agar tidak lagi menerapkan standar ganda dalam memandang penderitaan rakyat Palestina. Palestina mendesak agar negara-negara segera mengambil tindakan nyata, termasuk penegakan resolusi internasional untuk menghentikan serangan kejam yang dilakukan milisi pemukim di Tepi Barat.
Selain merenggut nyawa, serangan Jumat malam itu juga memicu pembakaran sejumlah rumah warga Palestina dan menimbulkan puluhan korban luka-luka. Kementerian menegaskan bahwa aksi para pemukim ilegal ini tidak dapat dilepaskan dari “terorisme negara yang terorganisir”, karena dinilai mendapat dukungan dan perlindungan dari kebijakan resmi Israel untuk memperluas wilayah kolonisasi.
Kementerian Luar Negeri Palestina menuntut langkah hukum segera terhadap organisasi-organisasi pemukim ilegal. Mereka menekankan perlunya sanksi tegas bagi pihak-pihak yang membiayai, melindungi, dan memfasilitasi para pemukim, baik secara politik maupun militer.
Komisi Perlawanan terhadap Kolonisasi dan Tembok Palestina mencatat bahwa hingga akhir 2024, jumlah pemukim ilegal di Tepi Barat diperkirakan telah mencapai sekitar 770.000 orang. Mereka tersebar di 180 permukiman ilegal dan 256 pos permukiman liar, termasuk pos pertanian yang kerap digunakan untuk memperluas penguasaan lahan.
Lebih memprihatinkan lagi, hanya dalam paruh pertama 2025, tercatat sedikitnya 2.153 serangan oleh pemukim ilegal, menewaskan empat warga Palestina. Sejak pecahnya agresi Israel di Jalur Gaza, korban jiwa di Tepi Barat terus bertambah. Menurut data terbaru Kementerian Kesehatan Palestina, sedikitnya 998 warga Palestina tewas dan lebih dari 7.000 lainnya terluka akibat kekerasan gabungan antara pasukan Israel dan kelompok pemukim.