Hamas Ajukan Ratusan Truk Bantuan Sebagai Syarat Negosiasi dengan Israel
- ANTARA
Tangerang – Kelompok perlawanan Palestina, Hamas, menyatakan bahwa kelanjutan proses negosiasi dengan Israel hanya akan dilakukan jika ratusan truk bantuan kemanusiaan diizinkan menembus blokade Gaza. Tuntutan ini dilaporkan oleh The Jerusalem Post, seperti dikutip dari Kantor Berita Rusia RIA Novosti pada Senin (4/8).
Menurut laporan tersebut, Hamas telah menyampaikan tuntutannya melalui para mediator internasional dalam beberapa hari terakhir. Pihak Palestina menekankan bahwa kebutuhan mendesak atas pasokan bantuan harus dipenuhi sebelum melangkah ke tahap perundingan berikutnya.
Masih dari The Jerusalem Post, disampaikan bahwa baik Israel maupun Amerika Serikat kemungkinan memerlukan waktu berminggu-minggu hingga berbulan-bulan untuk menyusun kesepakatan damai baru bersama Hamas. Belum ada indikasi pasti apakah rancangan itu akan diumumkan secara resmi atau akan menyertakan ultimatum tertentu bagi pihak Hamas.
Utusan Presiden AS, Steve Witkoff, juga dikabarkan telah menginformasikan kepada keluarga para sandera bahwa Washington dan Tel Aviv sedang merumuskan kerangka perjanjian untuk mengakhiri konflik dan membebaskan para tawanan yang masih ditahan.
Sementara itu, Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, dilaporkan tengah mengadakan pertemuan terbatas mengenai masa depan konflik di Gaza, yang akan dilanjutkan dalam rapat kabinet yang lebih luas pada Selasa (5/8).
Konflik terbaru di kawasan itu meletus pada 7 Oktober 2023, ketika Hamas meluncurkan serangan roket besar-besaran ke wilayah Israel dan menyerbu perbatasan, mengakibatkan lebih dari 1.200 korban jiwa di pihak Israel dan lebih dari 200 orang disandera.
Sebagai balasan, militer Israel meluncurkan Operasi Iron Swords, yang menyasar wilayah sipil di Gaza dan menerapkan blokade total terhadap kebutuhan dasar seperti air, listrik, bahan bakar, makanan, serta obat-obatan.