Tentara Israel Tangkapi Wali Kota Palestina di Tepi Barat Sejak Agustus

Tentara Israel melakukan penangkapan di Tepi Barat
Sumber :
  • ANTARA

VIVA Tangerang – Pasukan Israel dilaporkan menangkap Ibrahim Asi, wali kota Qarawat Bani Hassan, Tepi Barat, pada Sabtu (tanggal setempat). Aksi ini menjadi bagian dari gelombang penangkapan terhadap sejumlah pejabat Palestina yang semakin meningkat sejak Agustus lalu.

5 Fakta Kasus Dugaan Pelecehan Seksual Mahasiswi Kanada di Universitas Yamanashi Gakuin Jepang

Menurut laporan televisi nasional Palestina, tentara Israel menyerbu wilayah dekat Salfit dan menahan Asi bersama Galib Reyyan, seorang sopir buldoser. Tidak hanya itu, kendaraan buldoser yang mereka gunakan juga disita oleh pasukan Israel.


Dugaan Penyebab Penangkapan

Keduanya dituduh berusaha memindahkan blok beton besar yang dipasang tentara Israel di pintu masuk kota. Blok beton tersebut dipasang bersama gerbang besi yang mempersempit akses jalan utama.

Prabowo Tegaskan Indonesia Siap Kirim Pasukan Perdamaian ke Gaza di Forum PBB

Warga menyebut keberadaan penghalang itu berbahaya bagi pengendara, bahkan telah menyebabkan beberapa kecelakaan lalu lintas dalam beberapa pekan terakhir.


Eskalasi Penangkapan Wali Kota Palestina

Penangkapan Ibrahim Asi menambah daftar panjang pejabat Palestina yang ditahan Israel di Tepi Barat. Ia menjadi wali kota kelima yang ditangkap sejak 23 Agustus.

Ribuan Massa Gelar Aksi di PBB, Desak Hentikan Genosida Israel

Dalam sebulan terakhir, Israel juga telah menangkap:

  • Amin Abu Alia, Wali Kota al-Mughayyir

  • Tayseer Abu Sneineh, Wali Kota Hebron

  • Nafiz Hammoudeh, Wali Kota Qubeiba

  • Abdul Fattah Abu Ali, Wali Kota Silat al-Zahr


Konteks Eskalasi Konflik

Sejak 7 Oktober 2023, ketika Israel melancarkan serangan besar-besaran terhadap Hamas dan rakyat Palestina di Jalur Gaza, eskalasi kekerasan semakin meningkat. Tidak hanya serangan udara dan darat di Gaza, tetapi juga penggerebekan, pembatasan akses, hingga penangkapan massal di Tepi Barat dan Yerusalem Timur.

Langkah Israel ini kembali menuai kritik karena dianggap memperburuk situasi kemanusiaan dan menambah ketegangan di wilayah yang sudah lama dilanda konflik.