Jumlah Pernikahan di China Turun pada Tahun 2024, Menambah Kekhawatiran Angka Kelahiran

Ilustrasi Pernikahan di China.
Sumber :
  • VIVA

Menanggapi penurunan angka pernikahan dan kelahiran, pemerintah Tiongkok telah meluncurkan berbagai kebijakan dan inisiatif untuk mendorong pasangan muda agar menikah dan memiliki anak, antara lain: Peningkatan Insentif Finansial. Pemerintah menawarkan subsidi dan tunjangan untuk biaya persalinan dan pengasuhan anak guna meringankan beban finansial keluarga muda.

Tentara Israel di Gaza Mulai Frustrasi

Kebijakan lainnya adalah Penyediaan Layanan Pengasuhan Anak. Pemerintah berencana meningkatkan jumlah pusat pengasuhan anak untuk mendukung orang tua yang bekerja dan memfasilitasi mereka dalam merawat anak-anak mereka.

Kebijakan berikutnya adalah Kampanye Sosial. Diluncurkan kampanye untuk membentuk "budaya pernikahan dan kelahiran baru" yang mendukung pernikahan di usia yang tepat dan mendorong orang tua untuk berbagi tanggung jawab dalam pengasuhan anak.

Pembatasan Ketat Akses Warga Palestina ke Masjid Al-Aqsa Berlanjut

Dampak Penurunan Angka Pernikahan dan Kelahiran

Penurunan angka pernikahan dan kelahiran memiliki dampak jangka panjang yang signifikan bagi Tiongkok, antara lain: Penuaan Populasi. Dengan berkurangnya jumlah kelahiran, proporsi penduduk usia lanjut meningkat, yang dapat membebani sistem jaminan sosial dan layanan kesehatan.

Jepang Mulai Berikan Perawatan Medis untuk Warga Palestina: Sebuah Langkah Bersejarah

Selain itu, Penurunan Tenaga Kerja. Berkurangnya jumlah penduduk usia kerja dapat memengaruhi produktivitas ekonomi dan pertumbuhan jangka panjang. Ditambah Ketidakstabilan Sosial. Perubahan dalam struktur keluarga dan dinamika sosial dapat memengaruhi stabilitas sosial dan ekonomi negara.

Meskipun pemerintah telah mengambil berbagai langkah untuk mengatasi masalah ini, tantangan yang dihadapi sangat kompleks dan memerlukan pendekatan yang komprehensif untuk mendorong pernikahan dan kelahiran di Tiongkok.