Biadab! Israel Lancarkan Serangan Brutal di Pusat Bantuan Gaza

Tentara Israel
Sumber :
  • VIVA

VIVA Tangerang – Sedikitnya 31 warga Palestina tewas dan puluhan lainnya luka parah dalam sebuah serangan yang terjadi di dekat pusat distribusi bantuan kemanusiaan di Rafah, Gaza Selatan, pada Minggu 1 Juni 2025. Serangan ini menjadi salah satu insiden paling mematikan sejak eskalasi terbaru konflik Israel–Palestina kembali pecah Maret lalu.

Serangan Terjadi Saat Warga Mengantri Bantuan

Hamas Tuduh Israel Ciptakan Kelaparan dan Bangun Kamp Penahanan di Gaza

Menurut pernyataan dari otoritas kesehatan Gaza, penembakan oleh pasukan Israel terjadi saat ribuan warga Palestina tengah berkumpul untuk menerima bantuan kemanusiaan pada pagi hari. Sebagian besar korban mengalami luka serius di bagian atas tubuh, dan jumlah korban jiwa masih bisa bertambah karena banyak korban mengalami cedera kritis.

“Ambulans kesulitan mencapai lokasi karena aktivitas militer Israel masih berlangsung di sekitar area tersebut,” ungkap Mohammed Abu Afash, Direktur Organisasi Bantuan Medis di Gaza.

Saksi: Tembakan Terjadi Saat Warga Berkumpul Sejak Dini Hari

Ketegangan Memuncak: Israel Tembaki Delegasi Diplomat Internasional di Kamp Jenin

Sejumlah saksi mata menyebut bahwa tembakan dan ledakan terdengar sejak dini hari, tepat ketika kerumunan mulai memadati lokasi distribusi bantuan di Rafah. Suasana yang seharusnya menjadi titik harapan berubah menjadi tragedi berdarah.

Pusat bantuan tersebut, menurut kantor media pemerintah Gaza yang dikelola Hamas, beroperasi melalui koordinasi internasional dengan perusahaan Amerika-Israel dan berada di bawah pengawasan pasukan Israel. Pihak Gaza menyebut insiden ini sebagai bagian dari pola serangan berulang terhadap lokasi bantuan kemanusiaan.

Israel Klaim Tidak Mengetahui Korban Sipil

Indonesia Kecam Keras Pengepungan RS Indonesia oleh Militer Israel di Gaza Utara

Dalam pernyataan resminya, Pasukan Pertahanan Israel (IDF) menyatakan tidak mengetahui adanya korban sipil yang diakibatkan oleh operasi militer mereka di lokasi tersebut dan menambahkan bahwa insiden ini masih dalam proses investigasi internal.

Sementara itu, media Israel melaporkan bahwa target operasi militer Israel di wilayah tersebut adalah kelompok teroris, bukan warga sipil.

Krisis Kemanusiaan Memburuk di Gaza

Sejak dimulainya kembali operasi militer Israel pada 18 Maret 2025, usai dua bulan gencatan senjata, jumlah korban di pihak Palestina terus meningkat. Otoritas kesehatan di Gaza mencatat hingga Minggu (1/6), sebanyak 4.149 warga Palestina telah tewas dan lebih dari 12.000 luka-luka.

Pembatasan ketat terhadap akses bantuan kemanusiaan semakin memperburuk situasi. Setelah penutupan total perbatasan pada 2 Maret, bantuan baru mulai mengalir kembali pada 22 Mei, namun masih sangat terbatas.


Dampak Kemanusiaan dan Seruan Internasional

Insiden terbaru ini memicu kecaman luas dari organisasi hak asasi manusia dan lembaga internasional. Serangan terhadap lokasi bantuan dinilai sebagai pelanggaran terhadap hukum humaniter internasional, terutama Konvensi Jenewa yang melindungi warga sipil dalam konflik bersenjata.

Berbagai lembaga kemanusiaan mendesak gencatan senjata segera, pembukaan penuh jalur bantuan, serta penyelidikan independen terhadap serangan yang menyebabkan korban sipil di Rafah.

Kejadian memilukan di Rafah menjadi pengingat bahwa konflik bersenjata selalu menelan korban dari kalangan paling rentan: anak-anak, perempuan, dan warga sipil tak berdosa. Komunitas internasional didorong untuk segera mengambil langkah konkret dalam menghentikan kekerasan dan memastikan akses kemanusiaan tanpa hambatan ke wilayah Gaza.