Eropa Bakal Hadapi Gelombang Panas Lebih Awal dan Lebih Ekstrem Akibat Perubahan Iklim
- VIVA
VIVA Tangerang – Kawasan Eropa menghadapi gelombang panas yang datang lebih awal dan lebih kuat dari biasanya, menurut laporan terbaru dari Copernicus Climate Change Service (C3S) yang didanai Uni Eropa. Fenomena ini menandakan tren pemanasan global yang semakin mengkhawatirkan, serta risiko cuaca ekstrem yang terus meningkat.
Juni 2025: Bulan Terpanas dalam Sejarah Eropa Barat
Dalam buletin iklim bulanan yang dirilis pada Rabu (9/7), C3S mencatat bahwa bulan Juni 2025 merupakan bulan Juni terpanas di Eropa Barat sepanjang sejarah pencatatan. Suhu rata-rata mencapai 20,49°C, atau 2,81°C lebih tinggi dibanding rata-rata pada periode 1991–2020.
Dua gelombang panas yang melanda kawasan barat dan selatan Eropa, termasuk Spanyol, Prancis, Italia, Jerman, Inggris, dan negara-negara lainnya, menjadi pemicu utama lonjakan suhu tersebut.
"Biasanya gelombang panas seperti ini terjadi pada pertengahan Juli atau Agustus. Tapi sekarang muncul jauh lebih awal, sejalan dengan tren pemanasan jangka panjang," ujar Julien Nicolas, ilmuwan senior C3S.
Faktor Pemicu: Kubah Panas dan Gelombang Panas Laut
Nicolas menjelaskan bahwa sistem tekanan tinggi yang menetap—dikenal sebagai “kubah panas”—telah menjebak udara panas di bawah langit cerah dan kondisi kering, memperparah suhu permukaan.