Pramono Anung Ajak Diaspora Indonesia di AS Bersinergi Majukan Jakarta sebagai Kota Global

Tangerang – Gubernur DKI Jakarta, Pramono Anung Wibowo, mendorong masyarakat Indonesia yang menetap di Amerika Serikat (AS) untuk ikut berkontribusi aktif dalam pembangunan Jakarta agar makin kompetitif di kancah internasional.

“Jakarta tidak bisa dibangun sendirian. Dukungan dan peran diaspora Indonesia di luar negeri, khususnya yang punya akses pada teknologi, pengetahuan, dan jejaring global, sangatlah dibutuhkan,” ujar Pramono dalam pernyataan resminya di Jakarta, Rabu.

Menurutnya, kolaborasi lintas negara adalah kunci agar Ibu Kota dapat menjadi kota modern, inklusif, sekaligus tangguh menghadapi tantangan masa depan.

Hal ini disampaikan Pramono dalam forum “Sinergi untuk Jakarta” di KJRI New York, di mana beliau juga mendengar langsung pemaparan para mahasiswa Indonesia yang tergabung dalam tim asistensi kerja sama “sister city” Jakarta – New York.

Gubernur Pramono mengapresiasi energi positif dan kontribusi intelektual generasi muda diaspora yang dinilai mampu memperkuat diplomasi kota dan mempersiapkan Jakarta sebagai kota global yang lebih kolaboratif, berkelanjutan, dan terbuka.

Salah satu masukan yang mencuat adalah usulan dari tokoh komunitas Muslim Indonesia di New York, yang juga merupakan imam masjid setempat, agar Jakarta makin mempererat koneksi spiritual dan budaya dengan diaspora. Termasuk dengan memperluas kerja sama berbasis nilai toleransi serta keberagaman — dua hal yang menjadi identitas Indonesia.

Dalam kesempatan itu, dibahas pula optimalisasi peran Indonesia Investment Center (IIC) di New York sebagai penghubung diplomasi ekonomi. Pemprov DKI Jakarta mendukung penuh penguatan IIC untuk memfasilitasi promosi investasi, sehingga pelaku usaha di Jakarta lebih mudah menjangkau calon investor di Amerika Serikat.

Halaman Selanjutnya

Presiden PERMIAS (Persatuan Mahasiswa Indonesia di Amerika Serikat) juga menyuarakan dukungan agar Jakarta membuka lebih banyak peluang kolaborasi riset dan pengembangan teknologi. Hal ini dapat dilakukan melalui program “visiting scholar”, pertukaran peneliti, hingga proyek magang kolaboratif yang menjembatani inovator muda diaspora dengan institusi dalam negeri.