Rupiah Berpotensi Menguat, Didukung Sinyal Pemangkasan Suku Bunga The Fed dan Data Ritel Indonesia
- Freepik
Tangerang – Nilai tukar rupiah diprediksi menguat terhadap dolar AS setelah pernyataan dovish dari pejabat Federal Reserve (The Fed), Michelle Bowman, yang mendukung rencana pemangkasan suku bunga sebanyak tiga kali pada tahun 2025.
Analis mata uang Doo Financial Futures, Lukman Leong, menjelaskan bahwa dolar AS masih berada di bawah tekanan akibat prospek penurunan suku bunga, sehingga membuka peluang bagi rupiah untuk bergerak positif.
Bowman mengambil sikap dovish setelah melihat data ketenagakerjaan Nonfarm Payrolls (NFP) Amerika Serikat yang anjlok pada Juli 2025. Hanya tercatat penambahan 73 ribu lapangan kerja, jauh di bawah ekspektasi pasar sebesar 106 ribu. Lebih lanjut, data dua bulan sebelumnya direvisi turun secara signifikan, dari total 291 ribu menjadi hanya 33 ribu lapangan kerja. Revisi besar ini memicu keraguan atas reliabilitas data tenaga kerja AS yang selama ini dirilis.
Selain faktor eksternal, penguatan rupiah juga mendapat dukungan dari proyeksi positif data penjualan ritel Indonesia yang diperkirakan naik 1,7% pada Juli 2025. Rilis data ini diantisipasi akan memperkuat sentimen pasar terhadap rupiah.
Dengan kombinasi faktor tersebut, Lukman memperkirakan rupiah akan bergerak di kisaran Rp16.200–Rp16.300 per dolar AS.
Pada pembukaan perdagangan Senin pagi (11/8/2025) di Jakarta, rupiah tercatat menguat 42 poin atau 0,26% menjadi Rp16.251 per dolar AS dibanding penutupan sebelumnya di Rp16.293 per dolar AS.