Cerita Warga saat Rumah Menteri Keuangan Sri Mulyani Dijarah Massa

VIVA Tangerang – Situasi mencekam terjadi di kawasan elite Bintaro Jaya, Kecamatan Pondok Aren, Tangerang Selatan, Banten pada Minggu 31 Agustus 2025, dini hari. Ketika sekelompok massa tiba-tiba menggeruduk kediaman Menteri Keuangan Sri Mulyani. Aksi yang awalnya disebut sebagai unjuk rasa damai berubah menjadi ricuh, disertai dugaan penjarahan dan perusakan properti.

Menurut saksi mata di lokasi yang merupakan warga sekitar, Agung, menyampaikan massa mulai mendatangi lokasi sejak pukul 01.41 WIB. Mereka membawa spanduk dan poster bernada kecaman terhadap kebijakan fiskal pemerintah yang dinilai "tidak pro-rakyat". Namun, suasana memanas ketika orasi berubah menjadi provokasi.

“Saya lagi tidur, terdengar ada teriakan kenceng dan tiba-tiba mereka (massa) merangsek masuk ke halaman rumah. Ada yang melempar batu, ada juga yang mendobrak gerbang. Kami semua ketakutan,” ujar Agung.

Tak lama setelah itu, dilaporkan terjadi penjarahan terhadap barang-barang di sekitar rumah, termasuk kendaraan yang terparkir dan perabot taman. Belum ada laporan resmi mengenai kerugian atau korban jiwa, namun pihak kepolisian menyatakan sedang melakukan penyelidikan intensif.

Agung membenarkan rumah yang didatangi massa adalah rumah Sri Mulyani. Ia pun menyaksikan langsung massa yang datang mengambil sejumlah barang berharga dari dalam rumah Menteri Keuangan tersebut. "Mereka mengambil barang-barang dari rumah Ibu Sri Mulyani. Saya khawatir mereka juga akan masuk ke rumah warga lain, termasuk rumah saya," katanya.

Agung berharap adanya penjagaan ketat dari aparat kepolisian dan TNI agar warga perumahan Bintaro Jaya tidak merasa resah pasca peristiwa ini. Ia pun mengaku trauma akibat tindakan anarkis yang dilakukan oleh massa tersebut.

Hingga berita ini diturunkan, Sri Mulyani belum memberikan pernyataan resmi. Namun sumber di lingkungan Kementerian Keuangan menyebut bahwa beliau dalam kondisi aman dan sedang tidak berada di lokasi lain saat kejadian.

Peristiwa ini memicu reaksi luas dari publik dan elite politik. Banyak pihak mengecam keras tindakan anarkis tersebut dan mendesak pemerintah untuk segera menuntaskan penyelidikan serta menjaga keamanan pejabat negara dari potensi ancaman serupa.