Pemanis Buatan Rendah Kalori Bisa Mempercepat Penuaan Otak, Studi Ungkap Fakta Mengejutkan

Minuman Tinggi Gula yang Meningkatkan Risiko Diabetes
Sumber :
  • Shutterstock/Elena Veselova

VIVA Tangerang – Mengganti gula dengan pemanis buatan rendah kalori sering dianggap pilihan sehat untuk diet. Namun, studi terbaru justru memperingatkan bahwa konsumsi berlebihan pemanis buatan dapat membawa dampak buruk bagi kesehatan otak.

7 Perangkat Elektronik yang Tetap Menyedot Listrik Meski Tidak Dipakai

Sebuah penelitian yang dipublikasikan di jurnal Neurology pada 3 September 2025 menemukan bahwa orang yang mengonsumsi pemanis buatan dalam jumlah tinggi berisiko mengalami penurunan daya ingat dan kemampuan berpikir lebih cepat dibandingkan mereka yang jarang mengonsumsinya.

Menurut laporan Health yang dikutip Senin, konsumsi tinggi pemanis buatan bisa mempercepat penuaan otak hingga 1,6 tahun. “Bukan berarti seseorang langsung kehilangan ingatan setelah minum soda diet, tetapi risiko otak menua lebih cepat menjadi nyata bila dikonsumsi terus-menerus,” jelas Claudia Kimie Suemoto, MD, PhD, pakar geriatri dari Universitas São Paulo, Brasil.


Studi: 12.772 Orang Diawasi Selama 8 Tahun

5 Sumber Karbohidrat Sehat yang Wajib Masuk Menu Harianmu

Penelitian ini melibatkan 12.772 orang dewasa Brasil berusia rata-rata 52 tahun. Mereka dibagi menjadi tiga kelompok konsumsi pemanis: rendah (±20 mg per hari), sedang (±66 mg per hari), dan tinggi (±191 mg per hari).

Selama 8 tahun, peserta menjalani tes kognitif seperti memori kata, kefasihan verbal, dan kecepatan pemrosesan informasi.

7 Makanan Sehat yang Bikin Kulit Glowing Alami

Hasilnya:

  • Konsumsi sedang → penurunan daya ingat 35% lebih cepat, kelancaran verbal 110% lebih cepat.

  • Konsumsi tinggi → penurunan daya ingat 62% lebih cepat, kelancaran verbal 173% lebih cepat.

Efek ini paling terasa pada orang di bawah usia 60 tahun.


Mengapa Pemanis Buatan Bisa Berbahaya?

Peneliti menduga pemanis buatan memengaruhi mikrobioma usus yang berperan penting bagi kesehatan otak. Ketidakseimbangan mikrobioma dapat memicu peradangan dan mengganggu kinerja sel otak bernama mikroglia. Kondisi ini dikaitkan dengan meningkatnya risiko Alzheimer, Parkinson, hingga demensia.

Thomas Holland, MD, dari Rush University menegaskan: “Bukti yang ada menunjukkan beberapa pemanis buatan memang membawa risiko nyata.”


Pemanis Buatan vs Gula: Mana Lebih Aman?

Meski pemanis buatan bisa membahayakan otak, menggantinya dengan gula bukan solusi ideal karena gula berlebih juga berisiko memicu diabetes, obesitas, hingga penyakit jantung.

Ahli saraf David Perlmutter, MD, menyarankan untuk mengurangi tingkat manis dalam makanan secara keseluruhan. Mengonsumsi makanan utuh yang kaya serat lebih dianjurkan untuk menjaga mikrobioma usus dan kesehatan otak.

Jika tetap membutuhkan pengganti gula, pilihan alami seperti stevia atau tagatosa dianggap lebih baik dibanding pemanis buatan hasil olahan kimia.


Penelitian ini menegaskan bahwa konsumsi pemanis buatan rendah kalori dalam jumlah berlebihan dapat mempercepat penuaan otak, terutama pada usia di bawah 60 tahun. Untuk menjaga kesehatan otak jangka panjang, sebaiknya batasi pemanis buatan, kurangi ketergantungan pada rasa manis, dan perbanyak konsumsi makanan bergizi alami.