Anak Bukan Robot! 7 Kesalahan Parenting Modern yang Diam-Diam Menghancurkan Kreativitas Mereka

Ilustrasi anak bermain tepung (freepik.com)
Sumber :
  • Freepik

VIVA Tangerang –Setiap orang tua tentu ingin memberikan yang terbaik untuk anak mereka. Di tengah arus informasi dan tuntutan zaman, banyak keluarga mencoba menerapkan pola asuh modern dengan harapan anak bisa tumbuh lebih disiplin, pintar, dan berprestasi. Namun, tanpa disadari, beberapa kebiasaan justru mengekang ruang gerak anak. Mereka diperlakukan seakan-akan mesin yang harus selalu patuh, berprestasi, dan sesuai ekspektasi. Padahal, anak bukan robot. Mereka adalah individu dengan imajinasi, rasa ingin tahu, serta kebutuhan untuk bereksplorasi.

Cerai Bukan Alasan! Rahasia Orang Tua Tetap Kompak Lewat Co-Parenting

Salah satu kesalahan yang paling sering terjadi adalah pemberian aturan yang terlalu banyak. Niatnya baik, yaitu agar anak disiplin, tetapi aturan yang berlebihan membuat mereka takut mencoba hal baru. Anak menjadi terjebak pada pola yang kaku dan kehilangan kesempatan untuk melatih kreativitasnya. Hal yang sama juga terlihat ketika orang tua terlalu fokus pada nilai akademis. Angka di rapor seolah menjadi tolok ukur utama kesuksesan anak. Padahal, kreativitas sering muncul dari seni, musik, permainan, atau hobi yang sering kali dianggap remeh.

Kesalahan lain adalah mengatur jadwal anak terlalu ketat. Dari pagi hingga malam, kegiatan mereka penuh dengan sekolah, les, dan kursus tambahan. Akibatnya, waktu bermain bebas yang penting untuk merangsang imajinasi semakin berkurang. Tidak sedikit pula orang tua yang kerap membandingkan anak dengan teman sebaya. Perkataan sederhana seperti “lihat, temanmu bisa lebih pintar” sebenarnya bisa melukai rasa percaya diri anak. Mereka merasa tidak cukup baik dan akhirnya takut mengambil risiko.

Gen Alpha Terpapar Teknologi, Siapkah Orang Tua Hadapi Bahaya AI dan Media Sosial?

Banyak orang tua juga masih terbiasa mengontrol hampir semua aspek kehidupan anak, mulai dari pilihan pakaian, hobi, hingga cita-cita. Kondisi ini membuat anak tidak terbiasa mengambil keputusan sendiri, padahal kemampuan tersebut sangat penting untuk menumbuhkan kemandirian. Lebih buruk lagi, saat anak mengalami kegagalan, orang tua langsung menyalahkan mereka. Alih-alih memberi ruang untuk belajar dari kesalahan, sikap seperti ini justru membuat anak ragu untuk mencoba kembali.

Kesalahan lain yang tidak kalah sering dilakukan adalah terlalu cepat memberikan solusi. Ketika anak menghadapi masalah, orang tua sering terburu-buru turun tangan dan memberi jawaban. Padahal, membiarkan anak mencari cara sendiri bisa melatih daya pikir kritis sekaligus memperkuat rasa percaya diri.

Ibu Baru Bukan Superwoman! Dokter Bongkar Bahaya Kalau Nekat Tahan Stres Sendiri

Untuk mencegah kerusakan pada kreativitas anak, orang tua sebaiknya lebih bijak dalam mendampingi. Anak perlu diberi ruang untuk bebas bermain, bereksperimen, bahkan melakukan kesalahan. Dari pengalaman itulah mereka belajar, menemukan minat, dan mengembangkan potensi diri. Peran orang tua bukanlah untuk mengatur setiap detail kehidupan anak, melainkan menjadi pendamping yang memberi arahan ketika diperlukan.

Pada akhirnya, anak bukan robot yang bisa diprogram sesuai keinginan orang tua. Mereka adalah manusia kecil dengan ide, perasaan, dan imajinasi yang berharga. Kreativitas hanya akan tumbuh jika mereka diberi kesempatan untuk bereksplorasi. Dengan menghindari kesalahan parenting modern yang kerap tidak disadari, orang tua dapat membantu anak tumbuh menjadi pribadi yang lebih percaya diri, inovatif, dan siap menghadapi tantangan masa depan.