Alasan Kenapa Anak Zaman Now Lebih Cepat Stres

Ilustrasi anak tidur (freepik.com)
Sumber :
  • Freepik

VIVA Tangerang – Dalam beberapa tahun terakhir, fenomena meningkatnya stres pada anak-anak semakin sering diperbincangkan. Jika dulu masa kecil identik dengan dunia bermain dan kebebasan, anak zaman sekarang justru lebih sering terbebani oleh tekanan yang datang dari berbagai arah. Banyak orang tua kaget melihat betapa cepat anak mereka merasa lelah, cemas, dan kehilangan semangat. Pertanyaannya, mengapa generasi saat ini lebih mudah stres dibanding generasi sebelumnya?

Anak Bukan Robot! 7 Kesalahan Parenting Modern yang Diam-Diam Menghancurkan Kreativitas Mereka

Salah satu alasan utama adalah meningkatnya tuntutan akademis. Anak-anak kini tidak hanya diminta untuk berprestasi di sekolah, tetapi juga dituntut menguasai berbagai keterampilan tambahan melalui les, kursus, atau kegiatan ekstrakurikuler. Jadwal mereka sering kali penuh dari pagi hingga malam sehingga hampir tidak ada ruang untuk bermain bebas. Padahal, waktu bermain sangat penting untuk meredakan ketegangan dan menumbuhkan kreativitas. Ketika kebebasan itu hilang, anak pun lebih rentan mengalami stres.

Selain itu, perkembangan teknologi digital juga membawa pengaruh besar. Anak zaman now tumbuh dalam lingkungan yang sarat dengan media sosial, notifikasi, dan perbandingan tanpa henti. Melihat kehidupan teman sebaya yang tampak lebih bahagia atau lebih sukses dapat memicu perasaan rendah diri. Tekanan sosial ini sering tidak disadari orang tua, padahal dampaknya pada kesehatan mental anak sangat signifikan. Mereka belajar menilai diri sendiri bukan dari kemampuan, melainkan dari seberapa banyak like atau komentar yang diterima.

Stop Jadikan Anak Korban Amarah! Bangun Disiplin dengan Kasih Sayang

Perubahan gaya hidup keluarga juga menjadi faktor penting. Banyak orang tua sibuk bekerja dan memiliki waktu terbatas untuk mendengarkan cerita anak. Komunikasi yang minim membuat anak merasa tidak punya tempat aman untuk berbagi perasaan. Akibatnya, masalah kecil yang sebenarnya bisa cepat terselesaikan justru menumpuk dan menjadi beban mental. Situasi ini diperparah dengan pola asuh yang terlalu menuntut kesempurnaan. Anak sering merasa gagal memenuhi harapan orang tua, sehingga rasa stres semakin meningkat.

Lingkungan sekitar yang semakin kompetitif juga menambah tekanan. Tidak hanya di sekolah, tetapi juga di dunia pertemanan, anak merasa harus selalu tampil terbaik agar bisa diterima. Persaingan ini membuat mereka sulit menikmati proses belajar dan lebih fokus pada hasil akhir. Ketika ekspektasi tidak tercapai, mereka mudah kecewa dan kehilangan motivasi.

Cerai Bukan Alasan! Rahasia Orang Tua Tetap Kompak Lewat Co-Parenting

Di sisi lain, kurangnya pemahaman orang tua mengenai pentingnya kesehatan mental anak sering menjadi hambatan. Banyak orang tua masih menganggap stres sebagai hal sepele atau bahkan menyalahkan anak karena dianggap manja. Padahal, stres pada anak bisa berdampak panjang, mulai dari menurunnya prestasi akademis hingga munculnya gangguan emosional yang lebih serius.

Untuk membantu anak zaman now menghadapi tekanan hidup modern, orang tua perlu lebih peka terhadap tanda-tanda stres yang muncul. Memberikan ruang untuk bermain, mendengarkan tanpa menghakimi, dan mengajarkan cara mengelola emosi adalah langkah penting yang bisa dilakukan. Anak perlu merasa bahwa rumah adalah tempat paling aman untuk bercerita, bukan ruang tambahan yang penuh dengan tuntutan.

Halaman Selanjutnya
img_title