Intelijen Korsel Beberkan Korea Utara Kirim 12 Juta Peluru Artileri ke Rusia

Pemimpin Korea Utara, Kim Jong Un. ANTARA/Anadolu
Sumber :
  • ANTARA/Anadolu

Tangerang – Korea Utara disebut terus mendukung Rusia dalam konflik di Ukraina dengan memasok lebih dari 12 juta peluru artileri kaliber 152 mm. Temuan ini diungkap Yonhap News, Minggu (13/7), berdasarkan laporan Badan Intelijen Pertahanan Korea Selatan (DIA).

Kapal Freedom Flotilla “Handala” Kembali Coba Tembus Blokade Israel untuk Bantu Gaza

Dalam dokumen yang diperoleh anggota parlemen dari partai oposisi utama, DIA mengungkapkan bahwa Korea Utara diduga telah mengirim sekitar 28.000 kontainer berisi amunisi dan senjata ke Moskow. “Jika dihitung dengan peluru artileri kaliber 152 mm, totalnya diperkirakan sudah melampaui 12 juta butir,” tulis laporan DIA di bawah naungan Kementerian Pertahanan Korsel.

Selain pasokan senjata, pada akhir Juni lalu, badan intelijen Korsel juga mengindikasikan bahwa Korea Utara akan meningkatkan dukungan militernya ke Rusia dengan mengirim lebih banyak pasukan dalam waktu dekat. Langkah ini merupakan tindak lanjut dari perjanjian kemitraan strategis antara Pemimpin Tertinggi Korea Utara, Kim Jong Un, dan Presiden Rusia, Vladimir Putin, yang ditandatangani di Pyongyang pada Juni 2024.

Jumlah Korban Agresi Israel di Gaza Tembus 58 Ribu Jiwa, Situasi Kian Memprihatinkan

Kepala Keamanan Rusia, Sergei Shoigu, bahkan menegaskan bahwa Pyongyang akan mengirim sekitar 6.000 personel ke Rusia. Jumlah ini terdiri atas 1.000 insinyur tempur serta 5.000 pasukan pembangunan militer. Mereka rencananya akan bertugas membantu operasi pembersihan ranjau dan membangun kembali wilayah Kursk yang berbatasan langsung dengan Ukraina.

Situasi ini semakin menegaskan hubungan erat antara Korea Utara dan Rusia di tengah sanksi internasional yang membayangi kedua negara. Dukungan militer Korea Utara tak hanya berupa suplai senjata, tapi juga pengerahan pasukan di medan perang Ukraina. Sebelumnya, pada April, badan intelijen Korsel menyebutkan bahwa diperkirakan ada sekitar 4.700 korban di pihak Korea Utara selama mendukung operasi militer Rusia di Ukraina, dengan lebih dari 600 kematian telah terkonfirmasi.

Mahmoud Abbas Tegaskan Hamas Harus Serahkan Senjata ke Otoritas Palestina

Pengiriman senjata dan pasukan dari Korea Utara ini memicu perhatian dunia internasional. Banyak pihak khawatir langkah tersebut akan memperpanjang konflik di Ukraina dan memperumit upaya perdamaian. Selain itu, sanksi internasional terhadap Pyongyang yang selama ini ditujukan untuk menekan program nuklirnya, kini justru berhadapan dengan kenyataan baru: aliansi militer dengan Moskow yang makin terbuka.

Para pengamat menilai, dukungan senjata skala besar ini dapat memperkuat posisi militer Rusia di medan perang, terutama di tengah kebutuhan logistik artileri yang tinggi. Namun, di sisi lain, kehadiran personel Korea Utara juga meningkatkan risiko jatuhnya korban jiwa lebih banyak lagi.

Halaman Selanjutnya
img_title