Ratusan Warga Israel Protes di Tel Aviv, Desak Akhiri Perang Gaza dan Bebaskan Sandera
- Arab News
Tangerang – Ratusan warga Israel turun ke jalan di Tel Aviv pada Selasa malam (6/8), menyerukan diakhirinya perang di Gaza dan pembebasan sandera yang masih ditawan oleh Hamas. Aksi ini berlangsung di dekat kantor pusat Kementerian Pertahanan dan menjadi sorotan karena skala dan intensitasnya.
Menurut laporan Channel 12 Israel, para demonstran memblokir Jalan Raya Ayalon — jalur utama yang melewati kantor kementerian — dengan membakar ban mobil sebagai bentuk protes keras terhadap kelanjutan perang.
Di antara massa aksi, terdapat keluarga dari para sandera yang ikut menyuarakan ketidakpuasan mereka terhadap keputusan pemerintah yang terus memperpanjang konflik militer di Jalur Gaza. Mereka mendesak agar pemerintah segera menyetujui kesepakatan damai demi menyelamatkan nyawa para sandera.
Aksi ini muncul di tengah kebuntuan dalam negosiasi gencatan senjata dan pertukaran tahanan antara Israel dan Hamas.
Pekan lalu, Israel secara sepihak menghentikan partisipasinya dalam perundingan tidak langsung dengan Hamas di Doha, Qatar. Ketidaksepakatan mencakup isu-isu besar seperti penarikan total pasukan Israel dari Gaza, penghentian permanen agresi militer, pembebasan tahanan Palestina, serta mekanisme distribusi bantuan kemanusiaan.
Sementara itu, Hamas menyatakan kesiapannya untuk membebaskan seluruh sandera Israel sekaligus — asalkan Israel bersedia mengakhiri perang sepenuhnya dan membebaskan semua tahanan Palestina.
Namun, keluarga para sandera dan kelompok oposisi Israel menuduh Perdana Menteri Benjamin Netanyahu memperlambat tercapainya kesepakatan. Mereka menilai Netanyahu lebih memilih kesepakatan terbatas yang memungkinkan konflik berlanjut demi mempertahankan dukungan dari koalisi sayap kanan ekstrem dalam pemerintahannya.
“Pemerintah tampaknya lebih peduli pada kepentingan politik daripada nasib para sandera,” ujar salah satu anggota keluarga sandera dalam aksi protes tersebut.
Menurut otoritas Tel Aviv, sekitar 50 warga Israel masih berada dalam tahanan Hamas di Gaza, dengan sekitar 20 di antaranya diyakini masih hidup. Di sisi lain, data kelompok hak asasi manusia menunjukkan bahwa lebih dari 10.800 warga Palestina kini mendekam di penjara Israel. Banyak di antaranya mengalami kondisi tidak manusiawi, termasuk penyiksaan, kelaparan, hingga minimnya akses layanan medis.
Aksi unjuk rasa ini menjadi sinyal kuat meningkatnya tekanan dari publik Israel agar pemerintah segera menghentikan perang yang berkepanjangan dan fokus pada penyelamatan nyawa warga sipil serta para sandera yang belum dibebaskan.