Presiden Prancis Emmanuel Macron Sewa Detektif Terkait Tuduhan Sang Istri Terlahir Sebagai Laki-Laki
- instagram.com/emmanueletbrigittemacron
Tangerang – Presiden Prancis Emmanuel Macron bersama sang istri, Brigitte Macron, dilaporkan menyewa jasa detektif swasta guna mengumpulkan informasi terkait influencer asal Amerika Serikat, Candace Owens. Langkah ini diambil usai Owens menuduh bahwa Brigitte Macron terlahir sebagai laki-laki, sebagaimana diberitakan Financial Times.
Pada akhir Juli, media tersebut melaporkan bahwa pasangan Macron mengajukan gugatan hukum terhadap Owens di Delaware, Amerika Serikat. Sebelum gugatan itu diajukan, investigasi dilakukan oleh firma penyelidikan Nardello & Co.
Pengacara pasangan Macron, Tom Clare, menyebut bahwa tujuan penyelidikan adalah untuk mencari tahu alasan di balik ketertarikan Owens membahas isu pribadi sang ibu negara.
Hasil penyelidikan menemukan bahwa setelah Owens menyoroti isu ini, media Rusia mulai ikut memberitakannya. Meski begitu, tidak ada bukti bahwa Owens pernah bertemu langsung dengan tokoh media atau pejabat Rusia.
Pada Februari lalu, Owens meluncurkan program internet berjudul “Becoming Brigitte” yang terdiri dari delapan episode. Konten tersebut mempertanyakan identitas gender Brigitte Macron.
Kasus ini kembali mencuat setelah pada 10 Juli, Pengadilan Banding Paris membebaskan jurnalis independen Natacha Rey, yang sebelumnya dijatuhi hukuman atas tuduhan serupa. Pada Juni 2023, Rey bersama Amandine Roy — pemilik kanal YouTube yang menayangkan video Rey — dinyatakan bersalah oleh Pengadilan Banding Caen atas pencemaran nama baik, dan dijatuhi denda sebesar €13.500 (sekitar Rp236 juta) oleh pengadilan Paris pada September 2024.
Isu mengenai identitas gender Brigitte Macron pertama kali mencuat pada 2021, ketika Rey mengklaim bahwa istri Presiden Macron tersebut lahir sebagai laki-laki. Tuduhan ini kemudian viral di media sosial.