Dukung Penuh Iran, Hizbullah Lebanon Sebut Israel Tumor Kanker di Kawasan Timur Tengah
- VIVA
Pernyataan tegas dari Hizbullah ini muncul di tengah memuncaknya konflik bersenjata antara Iran dan Israel, yang dimulai sejak Jumat (13 Juni 2025) lalu. Israel saat itu melancarkan serangan udara ke sejumlah target strategis di Iran, termasuk fasilitas militer dan nuklir di Teheran, Natanz, dan Fordow.
Sebagai respons, Iran meluncurkan rudal ke wilayah Israel dalam operasi balasan bertajuk “True Promise 3”, menargetkan instalasi militer utama di Tel Aviv dan wilayah utara Israel.
Korban Jiwa di Kedua Sisi Terus Bertambah
Dampak dari serangan timbal-balik ini sangat signifikan. Menurut laporan resmi, sedikitnya 25 warga Israel tewas dan ratusan lainnya luka-luka akibat serangan rudal Iran. Sementara itu, Iran melaporkan korban yang jauh lebih besar: sekitar 639 orang tewas dan lebih dari 1.300 orang luka-luka akibat serangan udara Israel yang menyasar pusat pemerintahan, militer, dan fasilitas nuklirnya.
Peran Hizbullah dalam Konflik Regional: Bukan Sekadar Retorika
Sebagai salah satu kelompok militan paling berpengaruh di Timur Tengah, Hizbullah dikenal memiliki hubungan strategis dan ideologis yang erat dengan Iran. Dukungan terhadap Iran bukanlah hal baru, namun pernyataan terbaru Qassem menandai kemungkinan keterlibatan lebih aktif Hizbullah dalam konflik ini, baik secara langsung maupun melalui koordinasi regional.
Analis politik menilai, jika Hizbullah memutuskan untuk melibatkan diri secara militer, hal itu bisa memperluas cakupan konflik ke wilayah Lebanon, Suriah, dan bahkan Irak, sehingga menciptakan konflik multi-front yang sangat sulit dikendalikan.