Dukung Penuh Iran, Hizbullah Lebanon Sebut Israel Tumor Kanker di Kawasan Timur Tengah
- VIVA
VIVA Tangerang – Di tengah meningkatnya ketegangan dan konflik terbuka antara Iran dan Israel, kelompok bersenjata Hizbullah di Lebanon secara terbuka menyatakan sikapnya. Dalam pernyataan resminya pada Kamis (19 Juni 2025), Sekretaris Jenderal Hizbullah, Naim Qassem, menyampaikan bahwa mereka berpihak penuh kepada Iran dan menolak untuk bersikap netral dalam konflik yang sedang berlangsung.
“Kami berdiri bersama Iran untuk menghadapi ketidakadilan global ini,” ujar Qassem melalui saluran Telegram resmi Hizbullah, menegaskan dukungan tanpa syarat terhadap sekutu lamanya tersebut.
Hizbullah Sebut Israel dan AS sebagai Sumber Ketidakadilan Global
Dalam pernyataannya, Qassem menuding Amerika Serikat dan Israel sebagai pihak yang melakukan berbagai tindakan agresif dan penuh kebohongan terhadap Iran. Ia menyebut Israel sebagai “tumor kanker” di kawasan, menggemakan retorika yang sering digunakan dalam narasi perlawanan di Timur Tengah.
“Kami juga memperjuangkan pembebasan tanah kami, hak atas kemerdekaan, dan kebebasan untuk menentukan pilihan sendiri. Dukungan kami kepada Iran adalah bagian dari perjuangan yang sama,” lanjut Qassem.
Hizbullah juga menyatakan bahwa mereka tidak akan tinggal diam jika agresi militer terhadap Iran dan sekutunya terus berlanjut. Meski tidak merinci langkah spesifik apa yang akan diambil, Qassem menegaskan bahwa tindakan balasan akan dilakukan berdasarkan penilaian strategis internal Hizbullah.
Ketegangan Memuncak Sejak Serangan Israel ke Iran
Pernyataan tegas dari Hizbullah ini muncul di tengah memuncaknya konflik bersenjata antara Iran dan Israel, yang dimulai sejak Jumat (13 Juni 2025) lalu. Israel saat itu melancarkan serangan udara ke sejumlah target strategis di Iran, termasuk fasilitas militer dan nuklir di Teheran, Natanz, dan Fordow.
Sebagai respons, Iran meluncurkan rudal ke wilayah Israel dalam operasi balasan bertajuk “True Promise 3”, menargetkan instalasi militer utama di Tel Aviv dan wilayah utara Israel.
Korban Jiwa di Kedua Sisi Terus Bertambah
Dampak dari serangan timbal-balik ini sangat signifikan. Menurut laporan resmi, sedikitnya 25 warga Israel tewas dan ratusan lainnya luka-luka akibat serangan rudal Iran. Sementara itu, Iran melaporkan korban yang jauh lebih besar: sekitar 639 orang tewas dan lebih dari 1.300 orang luka-luka akibat serangan udara Israel yang menyasar pusat pemerintahan, militer, dan fasilitas nuklirnya.
Peran Hizbullah dalam Konflik Regional: Bukan Sekadar Retorika
Sebagai salah satu kelompok militan paling berpengaruh di Timur Tengah, Hizbullah dikenal memiliki hubungan strategis dan ideologis yang erat dengan Iran. Dukungan terhadap Iran bukanlah hal baru, namun pernyataan terbaru Qassem menandai kemungkinan keterlibatan lebih aktif Hizbullah dalam konflik ini, baik secara langsung maupun melalui koordinasi regional.
Analis politik menilai, jika Hizbullah memutuskan untuk melibatkan diri secara militer, hal itu bisa memperluas cakupan konflik ke wilayah Lebanon, Suriah, dan bahkan Irak, sehingga menciptakan konflik multi-front yang sangat sulit dikendalikan.
Hizbullah Tegaskan Posisi, Timur Tengah di Ambang Perluasan Konflik
Dukungan terbuka Hizbullah terhadap Iran menandai babak baru dalam konflik yang tengah berlangsung. Dengan menyatakan bahwa mereka "tidak netral", Hizbullah menegaskan bahwa blok perlawanan di Timur Tengah siap bersatu menghadapi apa yang mereka anggap sebagai agresi dan ketidakadilan yang dilakukan oleh AS dan Israel.
Situasi ini tidak hanya memperkuat posisi Iran di mata para sekutunya, tetapi juga membuka kemungkinan eskalasi konflik regional yang lebih luas, terutama jika kelompok-kelompok lain di kawasan ikut bergabung dalam koalisi dukungan terhadap Teheran. (Antara)