Gempa Guncang Thailand dan Myanmar, KBRI Bangkok Buka Layanan Darurat untuk WNI
- VIVA
VIVA Tangerang – Pada hari Jumat, 28 Maret 2025, sebuah gempa bumi berkekuatan 7,7 magnitudo mengguncang wilayah Myanmar dan Thailand. Gempa tersebut menyebabkan kerusakan signifikan di beberapa area dan menggerakkan berbagai pihak untuk segera memberikan bantuan. Dalam upaya melindungi warga negara Indonesia (WNI) yang berada di Thailand, Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Bangkok telah membuka saluran telepon darurat guna memberikan respons cepat kepada para WNI yang membutuhkan bantuan.
Berdasarkan informasi yang disampaikan oleh KBRI Bangkok melalui akun media sosial Instagram, saluran telepon darurat telah disiapkan bagi WNI yang memerlukan bantuan akibat gempa tersebut. WNI yang berada di Thailand dapat menghubungi nomor hotline pelindungan KBRI di +66-92-903-1103. Selain itu, KBRI Bangkok juga memberikan nomor-nomor penting lainnya, seperti nomor konsuler di +662-252-3135 dan layanan paspor di +66-95-227-3995, yang dapat dihubungi oleh WNI yang memerlukan layanan terkait.
KBRI Bangkok juga mengimbau para WNI untuk terus memantau informasi terbaru mengenai gempa melalui saluran resmi dari pemerintah Thailand, guna memastikan keselamatan dan mendapatkan informasi yang akurat. Pihak berwenang di Thailand, khususnya otoritas metropolitan Bangkok, telah mengeluarkan hotline darurat 1555 melalui akun Facebook resmi mereka. Nomor tersebut digunakan untuk menerima laporan dari masyarakat yang terdampak gempa, termasuk laporan tentang korban yang terjebak di dalam gedung atau mereka yang membutuhkan pertolongan medis.
Meskipun gempa tersebut menyebabkan kerusakan dan kekacauan di berbagai wilayah, Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia (Kemlu RI) menyatakan hingga saat ini belum ada informasi yang menyebutkan adanya korban jiwa di kalangan WNI di Thailand maupun Myanmar.
Gempa dengan kekuatan 7,7 magnitudo ini terjadi sekitar pukul 13:00 waktu setempat, dengan titik pusat gempa terletak sekitar 13 km arah utara-barat laut dari Kota Sagaing, Myanmar. Guncangan gempa terasa cukup kuat, tidak hanya di Myanmar, tetapi juga hingga ke wilayah tengah dan utara Thailand, termasuk di Bangkok. Menyusul bencana ini, Perdana Menteri Thailand, Paetongtarn Shinawatra, segera menetapkan status zona darurat di Bangkok dan memerintahkan otoritas terkait untuk melaksanakan operasi tanggap darurat guna menangani dampak dari gempa tersebut.
Sementara itu, berdasarkan laporan media setempat, gempa ini juga menyebabkan kerusakan infrastruktur yang signifikan di Myanmar. Salah satu kerusakan yang tercatat adalah runtuhnya Jembatan Old Sagaing di Mandalay, yang mengakibatkan terputusnya akses antara wilayah Mandalay dan Sagaing. Otoritas Myanmar juga telah mengumumkan status darurat bencana di wilayah tersebut.
Peristiwa gempa yang mengguncang kedua negara ini menambah daftar bencana alam yang sering terjadi di kawasan tersebut. Namun, dengan dibukanya layanan darurat oleh KBRI Bangkok dan otoritas Thailand, diharapkan warga Indonesia di Thailand dapat segera mendapatkan bantuan dan perlindungan yang dibutuhkan. (Antara)