Memahami Superiority Complex: Tanda, Penyebab, dan Dampaknya dalam Kehidupan
- Freepik
VIVA Tangerang – Dalam kehidupan sehari-hari, kita pasti pernah bertemu dengan seseorang yang selalu ingin terlihat lebih hebat. Mereka kerap menceritakan pencapaian pribadi, memberikan komentar yang meremehkan, atau sulit menerima pendapat orang lain. Sekilas, sikap ini tampak seperti rasa percaya diri, padahal bisa jadi merupakan tanda superiority complex.
Istilah superiority complex pertama kali diperkenalkan oleh Alfred Adler, seorang psikolog terkenal, dalam teori psikologi individu. Menurut Adler, kondisi ini muncul sebagai bentuk kompensasi dari rasa inferioritas yang mendalam. Seseorang yang merasa kurang mampu akan berusaha menutupi kelemahan itu dengan menampilkan diri seolah lebih unggul dari orang lain.
Penyebab Superiority Complex
Hingga kini, belum ada diagnosis resmi untuk kondisi ini dalam dunia psikologi modern. Namun, banyak ahli mengaitkan superiority complex dengan beberapa faktor berikut:
-
Pola Asuh di Masa Kecil
Anak yang terlalu dimanjakan atau dilindungi berlebihan cenderung tumbuh tanpa kesempatan mengasah kemandirian. Saat mereka menghadapi orang lain yang lebih mampu, perasaan inferior muncul dan mendorong perilaku melebih-lebihkan diri. Kesehatan Mental
Masalah mental seperti depresi atau kecemasan dapat memicu perasaan rendah diri. Untuk menutupinya, seseorang mungkin menunjukkan sikap arogan atau merasa paling benar agar harga diri mereka tetap terjaga.
Tanda-Tanda Seseorang Mengalami Superiority Complex
Beberapa ciri umum yang bisa dikenali antara lain: