Matcha vs Teh Hijau, Mana yang Paling Baik untuk Kesehatan?
- Freepik
VIVA Tangerang – Di tengah tren minuman sehat, teh hijau dan matcha kembali menarik perhatian sebagai olahan dari tanaman Camellia sinensis. Meski berasal dari tanaman yang sama, perbedaan dalam cara penanaman, pengolahan, dan penyajian membuat keduanya memiliki karakteristik dan manfaat yang unik.
Para ahli menyoroti keunggulan masing-masing jenis teh, mulai dari kandungan antioksidan hingga dampaknya pada metabolisme tubuh. Mereka juga memperingatkan potensi risiko kesehatan jika dikonsumsi berlebihan.
Perbedaan Dasar Teh Hijau dan Matcha
-
Teh Hijau: Daun dipetik, kemudian dikukus atau digoreng ringan untuk mencegah oksidasi. Diseduh dengan air panas. Kandungan katekin, polifenol, dan kafein berkisar 11–25 mg per gram daun.
Matcha: Bubuk daun teh yang ditanam di tempat teduh, dikukus, dikuliti, dan digiling halus. Karena seluruh daun dikonsumsi, kandungan nutrisinya lebih tinggi dengan kafein antara 19–49 mg per takaran bubuk.
Kandungan Nutrisi dan Antioksidan
Matcha, yang dikonsumsi utuh, mengandung antioksidan jauh lebih tinggi dibanding teh hijau seduh. EGCG (epigallocatechin gallate), antioksidan utama, membantu melawan radikal bebas, menjaga kesehatan jantung, dan mendukung metabolisme. Menurut Healthline, satu cangkir matcha setara dengan tiga cangkir teh hijau biasa dari segi kandungan antioksidan.
Manfaat Kesehatan Teh Hijau dan Matcha
Kesehatan Jantung & Kolesterol
Teh Hijau: Dapat menurunkan tekanan darah dan kolesterol LDL.
Matcha: Efek lebih kuat dibanding teh hijau biasa.
Perlindungan Hati
Teh Hijau: Memberikan efek moderat.
Matcha: Lebih efektif berkat kandungan EGCG tinggi.
Fokus & Energi Stabil
Teh Hijau: Mengandung kafein dan L-theanine.
Matcha: Memberikan energi lebih tahan lama dan konsentrasi lebih baik.
Penurunan Berat Badan
Teh Hijau: Efek moderat pada metabolisme.
Matcha: Membantu pembakaran lemak secara optimal.
Detoksifikasi & Klorofil
Teh Hijau: Efek detoksifikasi rendah.
Matcha: Kaya klorofil, mendukung detoksifikasi ringan.
Risiko dan Efek Samping
Kedua minuman mengandung kafein, sehingga konsumsi berlebihan dapat menyebabkan gangguan tidur, palpitasi, dan iritabilitas. Cleveland Clinic merekomendasikan matcha maksimal 1–2 cangkir per hari (sekitar 1 sendok teh bubuk). Asupan katekin yang terlalu tinggi juga bisa berdampak negatif, terutama untuk hati. Teh hijau dosis tinggi, khususnya ekstrak, juga dapat menimbulkan stres pada organ hati.
Kesimpulan
Matcha unggul dalam kandungan nutrisi, antioksidan, dan energi tahan lama, cocok bagi yang ingin manfaat maksimal. Teh hijau lebih ringan, mudah disiapkan, dan aman diminum beberapa kali sehari. Kedua minuman ini menawarkan manfaat kesehatan signifikan jika dikonsumsi rutin dengan dosis aman, tergantung preferensi rasa, toleransi kafein, gaya hidup, dan anggaran individu.
Sumber: ANTARA