Ahli: Penanganan Kanker Payudara Perlu Sistem Kesehatan yang Inklusif dan Adaptif
- Freepik
Selain edukasi dan layanan primer, Agus menekankan pentingnya keberlanjutan pendanaan serta akses masyarakat terhadap obat-obatan inovatif. Salah satunya adalah Trastuzumab, terapi yang sudah masuk dalam Formularium Nasional (FORNAS).
“Trastuzumab sebenarnya direkomendasikan untuk pasien kanker payudara stadium awal sebagai terapi pencegahan kekambuhan. Sayangnya, BPJS baru menanggung obat ini untuk pasien stadium lanjut,” jelasnya.
Berdasarkan uji klinis fase III DESTINY-Breast04, obat tersebut terbukti mampu memperpanjang median ketahanan hidup pasien HER2-low tanpa progresi penyakit menjadi 9,9 bulan, hampir dua kali lipat dibandingkan kemoterapi standar. Bahkan, angka harapan hidup pasien dapat meningkat hingga 23,4 bulan.
Harapan untuk Masa Depan
Dengan adanya kombinasi antara skrining dini, layanan primer yang kuat, akses obat inovatif, serta dukungan pembiayaan inklusif, Agus berharap penanganan kanker payudara di Indonesia bisa semakin efektif dan memberikan harapan hidup lebih baik bagi pasien.
Sumber: ANTARA