Mengenal Attachment Style: Dampaknya pada Hubungan Anak dan Orang Tua
VIVA Tangerang – Pernahkah Anda bertanya-tanya mengapa sebagian anak sangat percaya diri dan mudah terbuka, sementara yang lain cenderung cemas, tertutup, atau sangat tergantung? Jawabannya bisa ditemukan dalam konsep attachment style atau gaya keterikatan emosional yang terbentuk sejak masa awal kehidupan anak—khususnya melalui hubungan dengan orang tua.
Attachment style bukan hanya memengaruhi hubungan anak dengan orang tua, tapi juga akan mewarnai cara anak berinteraksi di masa dewasa, mulai dari hubungan pertemanan, percintaan, hingga kerja.
Apa Itu Attachment Style?
Attachment style adalah pola emosional yang terbentuk dari interaksi anak dengan pengasuh utama (biasanya orang tua). Pola ini berkembang sejak bayi hingga usia balita, dan menjadi kerangka cara anak merespons dunia emosional di sekitarnya.
Jenis-Jenis Attachment Style
1. Secure Attachment (Keterikatan Aman)
Ciri anak:
Percaya pada orang tua
Nyaman saat dekat maupun berpisah sementara
Mudah mengekspresikan emosi
Terbentuk dari:
Pengasuh yang responsif, penuh kasih, dan konsisten.
2. Anxious Attachment (Keterikatan Cemas)
Ciri anak:
Takut ditinggalkan
Sangat membutuhkan perhatian dan pengakuan
Mudah cemas jika orang tua tidak merespons langsung
Terbentuk dari:
Pengasuh yang tidak konsisten; kadang hangat, kadang cuek.
3. Avoidant Attachment (Keterikatan Menghindar)
Ciri anak:
Enggan menunjukkan emosi
Cenderung mandiri secara berlebihan
Tidak nyaman dengan kedekatan emosional
Terbentuk dari:
Pengasuh yang cenderung dingin atau tidak merespons kebutuhan emosional anak.
4. Disorganized Attachment (Keterikatan Tak Teratur)
Ciri anak:
Bingung atau takut terhadap pengasuhnya
Perilaku tidak terduga: kadang dekat, kadang menghindar
Cenderung mengalami konflik batin
Terbentuk dari:
Lingkungan yang tidak stabil, traumatis, atau penuh tekanan.
Bagaimana Membentuk Secure Attachment pada Anak?
1. Responsif terhadap Kebutuhan Anak
Tanggapi tangisan atau permintaan anak dengan sabar dan perhatian.
2. Bangun Rasa Aman Lewat Konsistensi
Anak perlu tahu bahwa orang tuanya bisa diandalkan setiap saat.
3. Validasi Emosi Anak
“Kamu marah ya karena mainannya rusak? Mama ngerti perasaanmu.”
4. Luangkan Waktu Berkualitas
Hadir utuh saat bersama anak, bukan hanya fisik, tapi juga emosional.
5. Hindari Ancaman atau Pengabaian Emosional
Kalimat seperti “Mama nggak sayang kamu kalau kamu nakal” bisa merusak rasa aman anak.
Bisakah Attachment Style Diubah?
Ya, meskipun pola keterikatan terbentuk sejak dini, manusia bisa berubah melalui pengalaman baru, hubungan sehat, dan kesadaran diri. Orang tua juga bisa memperbaiki cara berinteraksi jika sudah menyadari ada pola yang kurang sehat.
Penutup
Attachment style adalah fondasi penting dari hubungan anak dengan dunia sekitarnya. Dengan menciptakan rasa aman, penuh kasih, dan konsisten, orang tua bisa membantu anak membentuk gaya keterikatan yang sehat, yang akan berdampak positif seumur hidup. Tidak ada kata terlambat untuk belajar menjadi orang tua yang lebih hadir secara emosional.