Slow Travel: Jalan-Jalan Lama di Satu Kota Tanpa Itinerary Padat

Ilustrasi travelling (freepik.com)
Sumber :
  • Freepik

Bawa Barang Seperlunya: Packing ringan akan memudahkanmu bergerak santai dan nggak ribet jika ingin pindah penginapan.

Contoh Destinasi yang Cocok untuk Slow Travel

Pelihara Ayam di Pekarangan: Tren Urban Farming yang Menguntungkan

Beberapa kota yang terkenal ramah untuk pelancong slow travel antara lain:

  • Kyoto, Jepang: Menjelajahi kuil-kuil tua, jalan kaki di gang tradisional, atau duduk sore di taman bambu.
  • Ubud, Bali: Suasana desa, sawah, dan komunitas seni yang kental cocok untuk tinggal lebih lama.
  • Yogyakarta, Indonesia: Surga slow traveler dengan kafe-kafe independen, galeri seni, dan obrolan hangat dengan seniman lokal.
  • Hoi An, Vietnam: Kota tua yang damai dengan pasar malam dan sungai yang cantik.

Meresapi Perjalanan, Bukan Sekadar Lewat

Slow travel mengajak kita menanggalkan obsesi ‘pergi ke mana-mana’ dan menggantinya dengan ‘berada di mana-mana lebih lama’. Dari sana, kamu belajar bahwa kenangan indah tak selalu datang dari tempat hits yang penuh antrean, tetapi dari detik-detik sederhana: obrolan ringan dengan warga setempat, melihat matahari terbenam tanpa buru-buru, atau menikmati kopi di sudut kota yang tenang.

Staycation Sambil Volunteer: Liburan Sambil Bantu Komunitas Lokal

Kalau kamu lelah pulang liburan malah stres, mungkin sudah waktunya mencoba slow travel. Siap nikmati perjalanan tanpa terburu-buru?