AS Tuding India Jadi Pendukung Tak Langsung Perang Rusia-Ukraina

Kapal tanker pengangkut minyak. (ANTARA)
Sumber :
  • ANTARA

Tangerang – Seorang pejabat tinggi di era pemerintahan Donald Trump melontarkan kritik tajam terhadap India pada Minggu (3/8), dengan menuduh negara tersebut ikut mendanai konflik Rusia-Ukraina melalui pembelian minyak dalam jumlah besar.

14 Warga Palestina Tewas dalam Serangan Terbaru Israel di Gaza

Stephen Miller, mantan Wakil Kepala Staf Gedung Putih, menyatakan dalam wawancaranya di Fox News bahwa India kini berada di posisi yang hampir sejajar dengan China dalam hal impor energi dari Rusia. Menurutnya, hal ini bertolak belakang dengan citra India sebagai sekutu dekat Amerika Serikat.

"Publik akan tercengang mengetahui bahwa India hampir setara dengan China dalam membeli minyak dari Rusia. Presiden Trump telah menyampaikan dengan tegas bahwa tindakan ini tidak dapat diterima. India tidak seharusnya berperan dalam membiayai perang melalui impor energi dari Moskow," tegas Miller.

Gunung Krasheninnikov Meletus Setelah 600 Tahun, Ini Fakta Mengejutkannya!

Lebih lanjut, Miller mengulangi pandangan Trump terkait ketidakseimbangan perdagangan dan kebijakan imigrasi India yang dianggap merugikan para pekerja Amerika. Ia menyoroti tingginya tarif yang dikenakan India terhadap produk asal AS serta kebijakan migrasi yang menurutnya berdampak negatif bagi tenaga kerja lokal.

"India selalu memproklamirkan diri sebagai mitra strategis kami, tetapi faktanya mereka tidak membuka akses pasar untuk produk-produk buatan Amerika," kata Miller.

Kanada Tegaskan Larangan Ekspor Senjata ke Gaza, Bantah Tuduhan Kirim Amunisi ke Israel

Ia menambahkan bahwa Trump sesungguhnya ingin membangun relasi yang kuat dan saling menguntungkan, namun tetap menekankan pentingnya sikap realistis dalam menanggapi dukungan tak langsung terhadap perang melalui pembelian energi.

Hingga saat ini, pemerintah India belum memberikan tanggapan resmi atas pernyataan tersebut.

Sebagai latar belakang, Trump sebelumnya mengumumkan tarif impor sebesar 25 persen untuk produk India mulai 1 Agustus. Ia menilai adanya hambatan dagang yang tinggi serta hubungan dekat India dengan Rusia sebagai alasan utama kebijakan tersebut. Ia juga memperingatkan akan adanya tarif tambahan sebesar 100 persen bagi negara-negara yang masih terus membeli minyak dari Rusia, kecuali Moskow menyepakati solusi damai untuk perang di Ukraina.

Trump sempat menyampaikan bahwa dirinya mendapat kabar India telah menghentikan pembelian minyak dari Rusia, dan menyebutnya sebagai langkah positif.

Menanggapi tenggat waktu 8 Agustus yang diberikan Trump bagi Rusia untuk menyudahi konflik, Miller menekankan bahwa kekuatan ekonomi AS — termasuk reformasi pajak, ekspansi energi, dan kebijakan dagang — menjadi alat penting untuk menekan Rusia.

"Kita sekarang berada dalam posisi ekonomi yang kokoh untuk menghadapi tantangan geopolitik, termasuk konflik ini," ungkap Miller.

Ia menutup pernyataannya dengan menegaskan bahwa seluruh opsi, baik secara diplomatik maupun ekonomi, sedang dipertimbangkan untuk mengakhiri perang di Ukraina.