Ngeri! Video UNRWA Tampilkan Mayat dan Krisis Kelaparan di Gaza Dua Tahun Setelah Serangan Israel

Gaza Palestina.
Sumber :
  • VIVA

VIVA Tangerang – Badan PBB untuk Pengungsi Palestina (UNRWA) merilis rekaman baru pada Rabu, 8 Oktober 2025, yang menunjukkan parahnya krisis kemanusiaan dan kehancuran di Jalur Gaza, tepat dua tahun setelah serangan militer Israel yang masih berlangsung hingga kini.

Nasib Perempuan Gaza Dua Tahun Setelah Konflik Pecah

Video tersebut, yang dibagikan di platform X, diambil dari kamera dasbor kendaraan UNRWA yang beroperasi di wilayah tersebut dan memperlihatkan kondisi jalan serta permukiman yang hancur akibat serangan udara yang terus berlanjut.

Dalam salah satu cuplikan, terlihat jasad seorang warga Palestina tergeletak di pinggir jalan. Cuplikan lain memperlihatkan sekelompok pengungsi, sebagian besar perempuan dan anak-anak, berjalan dengan tangan terangkat dan membawa kain putih, berpindah dari satu wilayah hancur ke wilayah lain.

Greta Thunberg Angkat Suara Usai Dibebaskan dari Penjara Israel: “Dunia Tak Bisa Lagi Diam Soal Gaza”

Video juga memuat percakapan radio antar staf UNRWA, termasuk laporan tentang sekolah yang hancur, serta interaksi dengan tentara Israel yang melepaskan tembakan peringatan di dekat konvoi UNRWA.

UNRWA menegaskan banyak sekolah yang menampung pengungsi Palestina telah berulang kali dibombardir, dan sejumlah besar gedung milik badan PBB itu hancur sejak awal serangan. Badan PBB tersebut juga melaporkan krisis kelaparan di Gaza, dengan sedikitnya 455 orang meninggal akibat malnutrisi, serta hampir seluruh lahan pertanian rusak dan tidak bisa dimanfaatkan.

Israel Akan Deportasi 170 Aktivis Global Sumud Flotilla yang Ditahan Usai Serangan ke Gaza

Israel disebut telah menghalangi masuknya bantuan kemanusiaan selama lebih dari tujuh bulan, meski UNRWA siap memasok pangan untuk seluruh penduduk Gaza selama tiga bulan.

UNRWA kembali menyerukan agar Israel menghentikan blokade di Gaza dan mengizinkan masuknya bantuan kemanusiaan yang sangat dibutuhkan warga Palestina, untuk mencegah meningkatnya korban jiwa dan memperbaiki kondisi kemanusiaan di wilayah yang terisolasi itu.