Warga Jakarta Selatan Resah karena Beras Oplosan, BUMD DKI Disorot
- VIVA
VIVA Tangerang – Warga Jakarta Selatan dilanda keresahan akibat dugaan peredaran beras oplosan yang melibatkan Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) pangan DKI Jakarta. Kualitas beras yang diragukan, rasa yang aneh saat dimasak, hingga potensi dampak buruk terhadap kesehatan menjadi pemicu kegelisahan masyarakat. Isu ini pun memicu desakan agar pemerintah dan aparat penegak hukum bertindak tegas dan transparan.
Pedagang dan Konsumen Keluhkan Mutu Beras
Pedagang di Pasar Kebayoran Lama, Nisa, mengaku mengalami penurunan kepercayaan dari pembeli akibat beras yang dianggap tidak layak konsumsi. "Berdampak juga, kira-kira ada 10 sampai 15 persen pembeli yang komplain atau jadi mikir-mikir beli," kata Nisa, Kamis (17/7).
Sebagai pedagang, Nisa menyatakan dirinya hanya menjual beras yang dikirim distributor. Ia menyayangkan lemahnya pengawasan pemerintah terhadap peredaran beras oplosan. "Harusnya pemerintah yang awasi, jangan sampai rakyat yang dirugikan," tambahnya.
Warga Resah: Rasa Aneh dan Bahaya bagi Kesehatan
Keluhan juga datang dari warga biasa. Budi, salah satu konsumen, mengungkapkan bahwa ia beberapa kali mendapatkan beras yang terasa aneh setelah dimasak. "Kadang beli beras di pasar, ternyata masaknya beda, rasanya juga aneh. Kita inginnya ada tindakan tegas aja, biar enggak makin banyak yang main curang," ujarnya.
Kekhawatiran lain datang dari Ira Suwito, pedagang warung nasi di Jakarta Selatan. Ia menyoroti potensi bahaya kesehatan akibat konsumsi beras oplosan, apalagi jika tercampur dengan zat kimia. "Harusnya sih ada sanksi tegas, karena kalau sampai beras oplosan itu campur sama bahan kimia, bisa bahaya buat kesehatan," tegas Ira.