Jarang Berkeringat? Bisa Jadi Syaraf di Tubuh Rusak
- VIVA
Tangerang – Berkeringat adalah cara tubuh untuk mendinginkan diri. Beberapa orang biasanya tidak bisa berkeringat karena kelenjar keringat mereka tidak lagi berfungsi dengan baik. Kondisi ini dikenal sebagai hipohidrosis, atau anhidrosis. Ini dapat mempengaruhi seluruh tubuh mereka, satu area, atau area yang tersebar.
Melansir dari laman healthline, ketidakmampuan untuk berkeringat dapat menyebabkan kepanasan. Hal ini dapat menyebabkan stroke panas, yang merupakan kondisi yang berpotensi mengancam jiwa.
Hipohidrosis bisa sulit didiagnosis. Ini berarti bahwa hipohidrosis ringan sering tidak disadari. Kondisi tersebut memiliki banyak penyebab. Ini dapat diwariskan saat lahir atau berkembang di kemudian hari.
Apa yang menyebabkan hipohidrosis?
Seiring bertambahnya usia, normal jika kemampuan seseorang untuk berkeringat berkurang. Kondisi yang merusak saraf otonom, seperti diabetes, juga membuat masalah dengan kelenjar keringat lebih mungkin terjadi.
Setiap kondisi yang menyebabkan kerusakan saraf dapat mengganggu fungsi kelenjar keringat. Termasuk Sindrom Ross, yang merupakan kelainan langka yang ditandai dengan disfungsi keringat dan pupil yang tidak melebar dengan benar, diabetes, alkoholisme, Penyakit Parkinson, beberapa sistem atrofi amiloidosis, yang terjadi ketika protein yang disebut amiloid menumpuk di organ dan memengaruhi sistem saraf, Sindrom Sjögren, kanker paru-paru sel kecil, Penyakit Fabry, yang merupakan kelainan genetik yang menyebabkan lemak menumpuk di sel, Sindrom Horner, yang merupakan bentuk kerusakan saraf yang terjadi di wajah dan mata.
Peradangan dan gangguan kulit pun bisa juga merusak kelenjar keringat secara permanen akibat luka bakar, radiasi, trauma, infeksi, psoriasis, dermatitis dan mengonsumsi obat-obatan tertentu.